REPUBLIKA.CO.ID, ARUSHA -- Jerapah Tanzania kian menjadi sasaran baru pemburu daging hewan liar di bagian utara Tanzania. Pemerintah lokal memperingatkan, jika kecenderungan itu dibiarkan berlangsung terus, maka hewan tersebut akan segera musnah.
Kabupaten Longido jadi tempat gelombang perburuan gelap jerapah meningkat. "Kami dulu biasa melihat pemburu liar mengincar hewan mamalia bertubuh besar seperti badak dan gajah. Tapi sekarang bukan itu kejadiannya," kata James Ole Millya, Komisaris Kabupaten bagi Longido, yang juga berbatasan dengan Kenya.
Ia juga menyatakan belakangan ini, telah terjadi peningkatan kecenderungan perburuan gelap jerapah, lambang nasional Tanzania. "Situasinya mulai tak terkendali," kata pejabat tersebut seperti dilansir dari Xinhua, Jumat (29/3).
Selama beberapa tahun belakangan, daging panggang hewan liar dilakukan secara diam-diam dan menjadi usaha yang terkenal, sehingga aksi anti-perburuan gelap mengalami kendala besar. Ini beberapa daerah dagangan gelap, termasuk wilayah pinggiran Majengo, Ngaramtoni, dan Kisongo di Ibu Kota Safari Tanzania, Arusha.
Menurut sensus yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Margasatwa Tanzania (Tawiri), pada 2002 di Selous Game Reserve 2, ada 6.712 jerapah dan menurun pada 2006 menjadi 3.163 jerapah. Namun, sensus 2006 di Serengeti menyebutkan ada 5.246 jerapah dan naik jadi 12.078 pada 2010. Di Kilimanjaro Barat, 210 jerapa dibunuh pada 2007 dan rata-rata jerapah dibunuh sekitar 20 ekor tiap bulan.