REPUBLIKA.CO.ID, CIUDAD JUAREZ -- Sebanyak tujuh orang tewas ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan Jumat dini hari di satu bar di bagian utara Meksiko. Muncul kembali kekerasan terkait obat terlarang dalam beberapa pekan terakhir.
''Pria yang bersenjata jenis senapan AK-47 itu membunuh empat pria yang merupakan pengunjung bar tersebut di negara bagian Chihuahua dan juga tiga perempuan yang bekerja di sana,'' kata seorang juru bicara kantor jaksa negara bagian Chihuahua, Carlos Gonzlaez.
"Peristiwa itu belum diketahui apakah terkait dengan perdagangan obat bius,'' kata Gonzalez. ''Tetapi dari jenis senjata yang digunakan, bisa diasumsikan penyerangan terkait dengan bisnis itu."
Serangan tersebut terjadi di kota Chihuahua dimana Ciudad Juarez berlokasi di sana. Ciudad Juarez dipandang salah satu kota paling rusuh di dunia hingga kini.
''Penyerang itu memasuki bar dengan wajah ditutup oleh sehelai kain (bandana),'' kata jubir itu.
Bentrokan sengit telah terjadi antara kartel Juarez setempat dan kartel Sinaloa di Chihuahua. Kartel Sinaloa dipimpin oleh Joaquin "Shorty" Guzman. Dia berusaha menguasai kota itu yang merupakan salah satu rute utama perdagangan obat terlarang ke Amerika Serikat.
Hampir 3.200 orang tewas dalam kekerasan terkait obat terlarang selama tiga bulan pertama pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto.
Selama pemerintahan Felipe Calderon (2006-2012), hampir 70.000 orang tewas akibat perdagangan obat terlarang dan 27.000 hilang dalam salah satu periode paling berdarah dalam sejarah Meksiko.