Sabtu 30 Mar 2013 18:15 WIB

Korea Utara Umumkan Perang, Ini Reaksi Rusia

Mahasiswa Korea Utara meneriakkan yel dukungan kepada pemimpin mereka Kim Jong Un di lapangan Kim Il Sung Square,Pyongyang,Korea Utara, Jumat (29/3).
Foto: AP/Jon Chol Jin
Mahasiswa Korea Utara meneriakkan yel dukungan kepada pemimpin mereka Kim Jong Un di lapangan Kim Il Sung Square,Pyongyang,Korea Utara, Jumat (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menyerukan semua pihak menunjukkan tanggung jawab dan menahan diri, setelah Korea Utara mengumumkan "keadaan perang" dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat dan memperingatkan Seoul dan Washington tidak melakukan provokasi.

"Kami mengharapkan semua pihak menunjukkan tanggung jawab maksimum dan menahan diri dan tidak satu pihakpun melintasi garis itu karena setelah itu tidak akan ada jalan untuk kembali," kata Grigory Logvinov, seorang pejabat kementerian luar negeri Rusia yang ditugaskan menangani masalah Korea Utara kepada kantor berita Interfax.
"Tentu saja kita tidak dapat tetap terus berbeda apabila ketegangan meningkat di perbatasan timur kita," kata diplomat Rusia itu dikutip kantor berita itu. "Kita tidak dapat terburu-buru".
Logvinov mengatakan Rusia "tetap melakukan kontak" dengan mitra-mitranya yang terlibat dalam perundingan nuklir enam negara, yang termasuk dua Korea, Cina, AS, dan Jepang.
Kantor berita Interfax yang mengutip satu sumber diplomatik yang memuji sikap-sikap Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam konflik dengan Korut itu.
"Situasi adalah, tentu saja, sangat tegang dan berbahaya tetapi masih ada momen-momen yang melegakan: reaksi dari Amerika Serikat dan Korea Selatan tenang dan berada pada satu drajat pasti," kata sumber itu.
"Bukannya saat untuk meniup api," tambah sumber itu, "Saatnya datang untuk aktif, melakukan diplomasi nonpublik yang bertujuan mengusahakan satu penyelesaian politik dalam bingkai hukum internasional termasuk keputusan-keputusan Dewan Keamanan PBB yang mengikat."
Korea Utara Sabtu mengumumkan pihaknya berada dalam "keadaan perang" dengan Korea Selatan dan memperingatkan Seoul dan Washington bahwa setiap provokasi akan berubah menjadi peningkatan dalam konflik nuklir besar-besaran.
Amerika Serikat mengatakan pihaknya menanggapi pengumuman itu "dengan serius", tetapi menyatakan ancaman itu mengikuti satu pola yang telah lazim , sementara Korea Selatan umumnya mengabaikan itu sebagai satu ancaman lama dengan menggunakan cara baru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement