REPUBLIKA.CO.ID, Aksi teror sekelompok orang terhadap warga muslim di Myanmar adalah aksi terorganisir. Reuters melaporkan slogan antimuslim di negara bekas junta itu merebak dan tersebar di setiap gang-gang, serta jalan-jalan utama kota. Aksi provokatif tersebut disebut dengan gerakan 969.
Angka 969 itu berasal dari simbol-simbol keagamaan kelompok Buddha. Berbagai pesan singkat bernada rasial dari selebaran dan layanan berbayar, juga aksi provokatif di jejaring media santer digemborkan.
Menurut laporan Reuters, kelompok biarawan berada di belakang aksi provokasi itu. Mereka yang muslim tidak lagi tampak di kota-kota.
Di Sit Kwin, seratus kepala keluarga muslim, tidak lagi tahu dimana rimbanya. Masyarakat setempat mengatakan gerombolan terakhir keluarga itu, hilang pascakerusuhan agama baru-baru ini.
''Kami tidak tahu kemana mereka pergi,'' kata seorang penduduk lokal, Aung Ko Myint (24 tahun).
Ia mengungkapkan kelompok muslim sudah habis. Kelompok tidak dikenal meringsek masuk ke desa itu saat Jumat (29/3) menjelang suara panggilan shalat Jumat. Sit Kwin adalah salah satu terpencil di Myanmar.
Kelompok muslim di sini hidup diantara 2.000 pemeluk Buddha. Mereka punya usaha perdagangan dan memiliki pertokoan-pertokoan kecil. Menurut Myint, kelompok muslim di desanya itu berada dalam ranjau teror yang mengerikanKata dia, rumah dan toko milik mereka ludes dibakar.
Rumah ibadah (masjid) tempat kelompok minoritas ini bertemu dihancurkan. Biasanya, kata Myint, para muslim bergabung di kamp-kamp pengungsian yang kumuh. ''Bisa jadi mereka lari saat Jumat pagi, sebelum aksi merajalela,'' ujar dia.
Masih mengutip Reuters, aksi teror terhadap warga muslim sudah kentara sejak Selasa (26/3) pekan lalu. Saat itu gerombolan orang tidak dikenal mengendarai sepeda motor.
Seorang saksi mengatakan, sekira 30 pengendara motor memaksa toko-toko muslim tutup. ''Orang-orang datang dengan kemarahan yang tidak jelas,'' kata saksi yang tidak dirilis namanya itu.