REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sedikitnya 22 polisi cedera di Mesir dalam serangan terhadap dua kantor polisi di Gubernuran Iskandariyah (Alexandria) dan Beheira, sebelah utara Ibu Kota Mesir, Kairo, demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA, Sabtu (30/3).
Di Iskandariyah, 12 polisi cedera saat sebanyak 200 orang berusaha menerobos ke dalam Kantor Polisi Ar-Raml, setelah bentrokan pada malam hari antara sebagian pendukung Ikhwanul Muslimin dan penentang Presiden Mohamed Moursi dari kubu liberal, kata Jenderal Amin Ezz Eddin, Asisten Menteri Dalam Negeri dan Kepala Departemen Polisi Iskandariyah, sebagaimana dikutip.
Polisi menggunakan kekuatan minimum untuk menghentikan penyerang dan menangkap 13 di antara mereka setelah mereka melukai polisi dan mengakibatkan kerusakan pada sebagian kantor tersebut, kata Eddin sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Sementara itu, sebanyak 10 polisi lagi cedera di Kantor Polisi Wady An-Natron di Beheira, saat sebanyak 150 orang melemparkan batu ke arah kantor polisi tersebut dan berusaha masuk secara paksa sampai petugas keamanan melepaskan tembakan ke udara dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Penyelidikan menunjukkan kerusuhan terjadi setelah bentrokan antara dua keluarga besar sehingga melukai tujuh orang. Anggota keluarga yang marah berusaha menerobos ke dalam kantor polisi guna menuntut polisi menangkap pesaing mereka.
Kerusuhan berkecamuk di Mesir selama dua tahun belakangan sejak penggulingan presiden Hosni Mubarak pada 2011, akibat konflik politik yang terus terjadi.