Ahad 31 Mar 2013 12:29 WIB

Korea Utara Umumkan Perang, Ini Nasib Kompleks Industri Antar-Korea

Mahasiswa Korea Utara meneriakkan yel dukungan kepada pemimpin mereka Kim Jong Un di lapangan Kim Il Sung Square,Pyongyang,Korea Utara, Jumat (29/3).
Foto: AP/Jon Chol Jin
Mahasiswa Korea Utara meneriakkan yel dukungan kepada pemimpin mereka Kim Jong Un di lapangan Kim Il Sung Square,Pyongyang,Korea Utara, Jumat (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID,Seoul, 31/3 (Antara/AFP) - Kompleks industri antar-Korea, yang terletak di Korea Utara, tetap beroperasi seperti biasa pada Ahad, walaupun Korut mengancam menutupnya, kata pejabat Seoul.

Kompleks di kota Kaesong, persis di utara perbatasan, beroperasi seperti biasa setelah Pyongyang memperingatkan untuk menutupnya saat mengumumkan "keadaan perang" dengan Korsel pada Sabtu, kata Kementerian Unifikasi Seoul.

"Sejauh ini tidak ada masalah dalam operasi kompleks Kaesong," kata seorang juru bicara kementerian yang mengurus masalah-masalah lintas perbatasan kepada AFP tanpa menjelaskan lebih jauh.
Kompleks Industri Kaesong di Korut dibangun oleh Korsel tahun 2004 sebagai simbol kerja sama lintas perbatasan.
Sekitar 53.000 warga Korut bekerja pada 120 perusahaan Korsel di kompleks, yang merupakan satu sumber penting keuangan bagi untuk negara komunis itu.
Ketegangan meningkat antara Korut dan Korsel dan pada Sabtu Pyongyang memperingatkan Seoul dan Washington bahwa setiap provokasi akan dengan cepat meningkat menjadi konflik nuklir besar-besaran.
Itu adalah terbaru dalam sejumlah ancaman dari Pyongyang, yang ditanggapi dengan peringatan keras dari Seoul dan Washington, meningkatkan kekhawatiran internasional bahwa situasi itu bisa tidak terkendalikan.
Kompleks Kaesong tetap tidak terpengaru oleh hubungan lintas perbatasan yang tegang dan tetap memproduksi barang-barang mulai dari sepatu sampai arloji, kendatipun ketegangan meningkat akibat uji coba nuklir dan peluncursn roket jangkauan jauh Korut baru-baru ini.
Tetapi ada kekhawatiran bahwa operasi-operasi di kompleks itu terkena dampak tindakan Pyongyang pekan lalu memutuskan hubungan telepon militer khusus dan langsung yang digunakan untuk memantau pergerakan orang masuk dan ke luar dari lokasi itu.
Habungan itu digunakan setiap hari untuk memberikan Korut nama-nama mereka yang akan memasuki Kaesong, menjamin keselamatan mereka ketika melintasi salah satu dari perbatasan yang dijaga militer paling ketat di dunia itu.
Kedua Korea secara teknis masih dalam keadaan perang karena Perang Korea tahun 1950-1953 diakhiri dengan satu perjanjian gencatan senjata bukan satu perjanjian perdamaian. Korut awal Maret mengumumkan gencatan senjata itu tidak berlaku lagi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement