REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye, pada Senin bersumpah memberikan "pembalasan kuat" kepada setiap provokasi Korea Utara setelah Pyongyang menyatakan secara resmi berperang dengan Seoul.
Dalam pertemuan dengan pejabat tinggi militer dan Menteri Pertahanan Kim Kwan-Jin, Park mengatakan hampir setiap hari menerima ancaman sangat serius yang mengalir dari Korea Utara.
"Saya percaya bahwa kita harus membuat pembalasan yang kuat dan langsung tanpa pertimbangan politik lain jika (Korea Utara) meningkatkan provokasi terhadap rakyat kami," katanya.
Park, seorang konservatif yang menganjurkan keterlibatan hati-hati dengan Korea Utara selama kampanye pemilihannya, telah mengambil posisi yang lebih keras sejak mengambil alih kekuasaan pada Februari. Sikap yang ditunjukkan tak lama setelah Korea Utara melakukan uji nuklir ketiga.
Ketegangan militer di antara kedua negara tetangga itu telah makin meningkat selama beberapa pekan. Korea Utara meningkatkan retorika permusuhan terhadap Seoul dan Washington.
Sebagai protes atas latihan militer bersama Korea Selatan-AS, Korea Utara bulan lalu menyatakan pihaknya membatalkan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953. Mereka mengancam satu serangan dini nuklir dengan target Korea Selatan dan AS.
Pada Sabtu, Korut mengumumkan mereka telah resmi memasuki ke keadaan 'perang' dengan Korea Selatan.