Senin 01 Apr 2013 15:47 WIB

Semenanjung Korea Memanas, Parlemen Korut Gelar Pertemuan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggunakan teropong untuk melihat wilayah Selatan dari pos pengamatan militer di wilayah perbatasan Korut dan Korsel.
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggunakan teropong untuk melihat wilayah Selatan dari pos pengamatan militer di wilayah perbatasan Korut dan Korsel.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Parlemen Korea Utara (Korut) menggelar pertemuan pada Senin (1/4). Pertemuan itu digelar menyusul kian memanasnya tensi di Semenanjung Korea.

Baru-baru ini, pemimpin Korut telah menyatakan perang terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Biasanya, pertemuan parlemen Korut -- Majelis Tinggi Rakyat -- sangat jarang membahas kebijakan penting. Fungsinya hanya membahas anggaran dan perubahan pejabat.

Menyusul pihak Korut yang menyatakan sudah memasuki "keadaan perang" dengan Korea Selatan, pertemuan parlemen Korut akan mengawasi kemungkinan krisis yang berpengaruh terhadap nasib elite-elite berkuasa.

"(Korea) Utara telah memainkan hampir seluruh 'kartu-kartu politik' mereka, saya tidak melihat ada sesuatu yang baru ataupun ancaman nyata akn dihasilkan dalam pertemuan tersebut," kata pengamat dari Korea Institute for National Unification Cho Han-Bum sebagaimana dikutip dari AFP.

"Pertemuan tersebut mungkin akan menghasilkan semacam pernyataan simbolis, seperti menyerukan kepada seluruh rakyat Korut untuk bersiap menghadapi kemungkinan perang," ujar Cho.

Semenanjung Korea kian memanas Korut meluncurkan roket jarak jauhnya pada Desember 2012, yang dikritik sebagai percobaan misil perang.

Sanksi yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa lantas diikuti percobaan nuklir pada Februari 2013 dan memicu banyak sanksi lainnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement