Senin 01 Apr 2013 22:39 WIB

Wisatawan Gay dan Lesbian Jadi 'Alat' Gairahkan Ekonomi

Rep: Friska Yolandha/ Red: Djibril Muhammad
Beberapa lokasi wisata di Wina, Austria
Foto: wikipedia.org
Beberapa lokasi wisata di Wina, Austria

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Krisis ekonomi yang melanda Eropa tidak hanya berdampak kepada ekonomi secara makro. Resesi juga mengakibatkan pelemahan kunjungan wisatawan ke negara-negara di Eropa.

Wina telah bergabung ke dalam daftar kota-kota berkembang di Eropa yang mencoba menarik wisatawan lesbian dan gay untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negeri mereka. Gay dan lesbian dinilai tetap bersedia membelanjakan uang mereka untuk perjalanan dan liburan di tengah resesi zona Eropa.

Pejabat Wina merilis sebuah studi yang menunjukkan traveler lesbian dan gay memiliki pendapatan rata-rata sekitar 385 euro. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan pendapatan rata-rata wisatawan lain yang datang ke Wina.

Untuk itulah pemerintah Wina telah menyiapkan studi strategi untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan gay dan lesbian yang dikenal menyukai musik, seni, dan budaya.

Analis Pemasaran dari Dewan Turis Wina, Clemens Koeltringer mengungkapkan kelompok gay dan lesbian memiliki gaya hidup yang mewah. Mereka pergi ke opera dan menikmati makanan yang mahal.

"Namun kami tidak merancang wisata di Wina seperti Mykonos di Yunani," kata Koeltringer menegaskan seperti dilansir Reuters, Senin (1/4).

Mykonos adalah salah satu tujuan wisata mewah dan bebas di Yunani. Laporan perjalanan dari spesialis pemasaran Out Now Global menunjukkan perjalanan liburan yang dilakukan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) telah meningkat 10 persen di awal 2013. Total nilai yang dihabiskan kelompok yang dinilai negatif ini mencapai 181 miliar dolar AS.

Dalam membidik pasar gay dan lesbian, Wina tidak sendirian. Sebelumnya ibu kota Austria ini memutuskan untuk mendongkrak pariwisata melalui potensi gay dan lesbian, kota-kota lain seperti Yunani, Jerman, dan Bulgaria telah melakukannya lebih dulu.

Berlin telah menciptakan Visit Berlin yang merupakan perusahaan kemitraan dengan hotel, meluncurkan Pink Pillow Berlin Collection, yaitu sebuah jaringan hotel yang dibuat khusus untuk LGBT.

Bulgaria juga mendorong peningkatan wisatawan ini melalui website khusus yang menawarkan paket perjalanan wisata, khususnya ke tempat-tempat yang sering dikunjungi gay seperti Sunny Beach di Laut Hitam.

"Saya melihat tingginya kebutuhan untuk memasarkan wisata kepada golongan gay dan lesbian," ujar Konsultan PR dari Bulgaria Stefan Dimitrov. Ia melihat adanya peningkatan tajam dalam jumlah pengunjung gay ke Sunny Beach.

Juru Bicara Komisi Travel Eropa Miguel Gallego mengungkapkan Madrid, Barcelona dan San Sebastian sudah memiliki strategi khusus untuk menarik wisatawan LGBT. Mereka adalah pengunjung yang paling menguntungkan bagi kawasan wisata.

Gay dan lesbian dinilai cenderung melakukan perjalanan wisata empat hingga lima kali dalam setahun. "Gay masih bepergian dan menghabiskan uang mereka. Mereka tidak terpengaruh oleh krisis yang dialami sebagian besar masyarakat Eropa," ujar Gallego.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement