Selasa 02 Apr 2013 01:20 WIB

Kepala Kantor PM Libya Diculik

Korban penculikan (ilustrasi)
Foto: www.karimatafm.com
Korban penculikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejumlah orang bersenjata yang menyamar sebagai personel keamanan menculik seorang pembantu utama Perdana Menteri Libya Ali Zeidan, kata satu sumber kabinet kepada AFP, Senin.

Penculikan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Zeidan mengumumkan anggota-anggota pemerintahnya dan mereka menerima ancaman pembunuhan.

"Penasihat dan kepala kantor perdana menteri diculik Minggu malam ketika ia berkendaraan menuju Tripoli" dari kota ketiga Libya, Misrata, kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.

"Mobilnya ditemukan di Tajura (daerah pinggiran timur Tripoli)," kata sumber itu, dengan menambahkan bahwa Mohammed Ali al-Gattus "secara pasti dibawa ke sebuah pos pemeriksaan palsu".

Hanya beberapa jam sebelum penculikan itu, PM Ali Zeidan mengatakan, kabinetnya bekerja dalam "kondisi sangat sulit" dan sejumlah anggota pemerintahnya telah menerima "ancaman pembunuhan".

Menghadapi keadaan yang semakin tidak stabil, pemerintah baru Libya berjanji menangani secara tegas milisi-milisi yang tersisa dari pemberontakan bersenjata yang menggulingkan Presiden Muamar Gaddafi pada Oktober 2011.

Ketegangan meningkat antara pemerintah dan milisi-milisi itu selama beberapa pekan, setelah peluncuran operasi yang bertujuan menghalau kelompok bersenjata dari Tripoli, dimana mereka menduduki lebih dari 500 properti negara dan swasta.

Satu kelompok bersenjata yang menguasai sebuah penjara di Tripoli menyerbu kementerian kehakiman di ibu kota Libya itu pada Minggu.

Menteri Kehakiman Salah Margani mengatakan, serangan itu terjadi setelah milisi diperintahkan menyerahkan kendali atas penjara itu kepada pihak berwenang.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Gaddafi.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada 20 Oktober 2011.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement