Selasa 02 Apr 2013 20:17 WIB

Pengungsi Suriah Makan Dedaunan untuk Bertahan Hidup

Pengungsi Suriah beristirahat di tempat penampungan Bab Al-Salam di kota Azaz, dekat perbatasan dengan Turki
Foto: AP
Pengungsi Suriah beristirahat di tempat penampungan Bab Al-Salam di kota Azaz, dekat perbatasan dengan Turki

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bagi jutaan warga Suriah yang mengungsi akibat pertempuran, setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, dan bagi mereka di Kherbet al-Khaldiyeh itu berarti kesana-kemari mencari makan dan minum.

"Kami makan dedaunan dan menampung air hujan untuk minum dan mencuci," kata Hisham, 24 tahun, yang menutup kepalanya dengan selembar kain berwarna merah dan putih.

Hisham, yang berjanggut, sedianya akan masuk perguruan tinggi ketika pertempuran pecah di Suriah pada 2011. Sekarang dia bernasib seperti rakyat Suriah lainnya yang mengungsi akibat perang saudara itu.

Di Kherbet al-Khaldiyeh, satu kamp dekat perbatasan Turki, Hisham menunjukkan tempat penampungan air yang tercemar. Sekelompok anak bermain di sekitarnya. Banyak di antara mereka yang kulitnya terinfeksi karena air kotor.

 

Naida, 35 tahun, memiliki tujuh anak. Dia memandikan anak-anaknya dengan air yang tercemar itu karena pasokan air bersih yang terdekat berjarak beberapa kilometer.

"Kami memetik dedaunan yang dapat dikonsumsi dan memasaknya. Tak ada yang lain yang bisa kami makan," katanya.

"Suami saya biasa bekerja di satu penambangan, memecah batu, tetapi sekarang kami tak punya apa-apa lagi dan tak seorangpun menolong kami. Suatu kali kami membawa satu kilo kentang per keluarga -- bagaimana kami semua bisa hidup dengan satu butir kentang per minggu."

Bersama dengan sekelompok perempuan lain, Naida kadang pergi ke desa terdekat mencari air untuk diminum. "Kami membawa kaleng berisi air di kepala beberapa mil," katanya. Ia tampak kelelahan terlihat dari sorot matanya yang berwarna biru.

Kelompok-kelompok bantuan menyadari kebutuhan para pengungsi dan warga tetapi mereka mengatakan harus berjuang memenuhi kebutuhan itu karena situasi berbahaya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement