REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korea Utara) mengancam akan mengaktifkan reaktor nuklirnya untuk menyerang Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Melalui kantor beritanya, KCNA, Korut mengatakan akan mengaktifkan kembali fasilitas nuklir tersebut baik untuk tujuan pembangkit listrik maupun militer.
Seperti dilansir Reuters Rabu (3/4) pagi, ancaman tersebut langsung dikecam PBB lewat sang sekjen, Ban Ki-moon. Menurutnya krisis Korut sudah terlalu jauh dan ia mengimbau dialog dan negosiasi untuk mengatasi situasi ini.
"Ancaman nuklir bukan merupakan sebuah permainan. Retorika agresif dan peragaan militer hanya akan menghasilkan sebuah aksi peperangan, ketakutan, dan instabilitas," kata Ban dalam kunjungannya ke negara kecil di Eropa, Andorra.
Februari lalu adalah kali ketiga, sejak 2006, Korut melakukan tes nuklirnya. Sementara itu militer AS menanggapi ancaman tersebut dengan mengambil posisi di Pasifik barat untuk memberi bantuan kepada militer Korsel.