REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekitar 500 mahasiswa Mesir menyerbu kantor universitas ternama Islam di negara itu pada Selasa. Mereka menuntut pengunduran diri rektor universitas menyusul peristiwa keracunan makanan massal di kampus tersebut. Demikian kata seorang pejabat keamanan.
Sekitar 460 mahasiswa Al-Azhar menjalani perawatan di rumah sakit pada Senin setelah makan di kantin kampus. Demikian menurut keterangan Kementerian Kesehatan. Sebagian besar siswa diizinkan pulang pada Selasa pagi.
Para mahasiswa mengatakan insiden tersebut merupakan bukti sikap pengabaian rektor Al-Azhar. Sekitar 500 mahasiswa masuk ke kantor Sheikh Besar Ahmed al-Tayeb, pemimpin agama tertinggi Al-Azhar, untuk menuntut pengunduran diri Presiden Universitas itu, Osama Al-Abd.
Pihak universitas mengeluarkan pernyataan pada Selasa untuk memperingatkan mahasiswa agar tidak mengeksploitasi insiden keracunan makanan massal itu. Pihak universitas mengatakan bahwa insiden serupa juga telah terjadi di universitas lain.
Pernyataan itu mengatakan bahwa penyelidikan awal oleh unit toksikologi rumah sakit Ain Shams di Kairo mengungkapkan bahwa makanan yang tercemar menyebabkan keracunan makanan massal itu.
Presiden Mohamed Mursi mengunjungi beberapa siswa yang sakit di sebuah rumah sakit di pinggiran Kairo, kota Nasr, Selasa pagi. Sebuah pernyataan dari kantor presiden mengatakan bahwa Mursi secara pribadi mengikuti perkembangan kesehatan para mahasiswa.
Seorang pejabat senior dari Partai Kebebasan dan Keadilan --sayap politik Ikhwanul Muslimin-- menggemakan tuntutan para mahasiswa. Essam El-Erian mengatakan pemimpin universitas bertanggung jawab pada bencana seperti insiden pada Senin itu. Jaksa Mesir memerintahkan penyelidikan atas insiden itu.