Rabu 03 Apr 2013 19:37 WIB

Rusia Cemaskan Tensi Tinggi di Semenanjung Korea

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggunakan teropong untuk melihat wilayah Selatan dari pos pengamatan militer di wilayah perbatasan Korut dan Korsel.
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggunakan teropong untuk melihat wilayah Selatan dari pos pengamatan militer di wilayah perbatasan Korut dan Korsel.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menyatakan kekhawatiran mereka atas makin tingginya tensi di semenanjung Korea belakangan ini dan menyebut sedikit kesalahan manusiawi saja bisa memicu krisis berkepanjangan yang tidak terkendali.

"Rusia pasti khawatir, mengingat kita membicarakan 'ledakan' situasi di sekitaran perbatasan Timur Jauh," kata Deputi Menteri Luar Negeri Igor Morgulov kepada kantor berita Interfax sebagaimana dikutip dari AFP.

Tensi yang kian meruncing terlihat dengan ancaman serangan peluru kendali dan nuklir oleh Pyongyang terhadap Amerika Serikat dan sekutunya Korea Selatan sebagai jawaban atas sanksi yang dijatuhkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan latihan militer bersama mereka.

"Pada atmosfer tensi seperti sekarang, hanya dibutuhkan kesalahan dasar manusiawi atau sedikit masalah teknis untuk memicu situasi menjadi tidak terkendali dan terjun bebas menuju keadaan kritis," ujar Morgulov menambahkan.

Rusia berbagi sebagian perbatasan dengan Korut di bagian selatan Vladivostok serta di wilayah Timur Jauh mereka, namun sepanjang krisis kali ini Moscow kerap menghindari sikap kritik terhadap negara tetangganya tersebut. "Kami mendesak seluruh pihak untuk berhenti mengeluarkan komentar ataupun langkah yang justru dapat memperkeruh suasana," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement