Kamis 04 Apr 2013 13:52 WIB

Korut Ancam Serang AS dengan Nuklir, Ini Reaksi Gedung Putih

 Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un didampingi oleh sejumlah perwira militer menyaksikan latihan militer  di sebuah pangkalan udara Korea Utara.
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un didampingi oleh sejumlah perwira militer menyaksikan latihan militer di sebuah pangkalan udara Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Gedung Putih mengingatkan Korea Utara agar berhenti melancarkan ancaman setelah negara terisolasi itu secara dramatis meningkatkan pernyataan bernada perang dan mengatakan telah mengesahkan serangan nuklir ke AS.

"Kami sudah melihat pernyataan Korea Utara hari ini, lagi-lagi membuat ancaman yang tidak menolong dan tidak konstruktif," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Caitlin Hayden.

"Ini merupakan pernyataan provokatif berikutnya yang hanya akan mengisolasi Korea Utara lebih jauh dari seluruh masyarakat internasional dan merusak tujuannya dalam hal pembangunan ekonomi."

"Korea Utara harus menghentikan ancaman-ancaman provokatif dan sebaliknya harus memusatkan perhatian untuk mematuhi kewajiban-kewajiban internasional yang melekat padanya."

Sebelumnya, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita pemerintah, KCNA, Tentara Rakyat Korea memperingatkan Washington bahwa ancaman-ancaman AS akan "dihancurkan dengan ... jalan serangan nuklir lebih kecil, ringan dan beragam".

"Operasi tanpa ampun oleh pasukan bersenjata revolusioner dalam hal ini sudah diteliti dan diratifikasi," kata pernyataan itu.

Bulan lalu, Korut mengancam akan melakukan serangan nuklir "pencegahan" terhadap Amerika Serikat, dan pekan lalu komando tentara tertinggi Korut memerintahkan unit-unit roket strategis untuk berada pada posisi serang.

Pyongyang telah berhasil melakukan uji coba nuklir, namun sebagian besar pakar melihat bahwa negara komunis itu belum memiliki kemampuan untuk memasang alat pada peluru kendali balistik yang mampu melakukan serangan ke markas-markas ataupun wilayah AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement