Kamis 04 Apr 2013 14:18 WIB

Korut Aktifkan Reaktor Nuklir, Korea Diambang Perang?

Reaktor nuklir
Foto: ap
Reaktor nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Korea Utara (Korut) ternyata tak cuma menggertak. Negara komunis itu telah mulai bekerja untuk mengaktifkan kembali reaktor nuklir penghasil plutonium.

US-Korea Institute pada Johns Hopkins University mengatakan sebuah gambar satelit yang diambil pada 27 Maret lalu menunjukkan adanya pembangunan reaktor plutonium Yongbyon, yang tahun 2007 ditutup sebagai bagian dari sebuah perjanjian yang didukung AS.

Analisis tersebut muncul satu hari setelah Korea Utara mengumumkan pihaknya akan mulai membangun kembali semua fasilitas di Yongbyon.

Pengumuman itu merupakan salah satu pernyataan bernada ancaman yang dikeluarkan baru-baru ini oleh Korut, termasuk bahwa negara komunis itu akan menyerang Amerika Serikat dengan senjata nuklir.

Para peneliti mengatakan gambar itu menunjukkan apa yang terlihat sebagai pembangunan di sepanjang jalan dan di dekat daerah belakang gedung reaktor yang ditujukan untuk memulihkan fungsi-fungsi pendingin penting.

Pembangunan itu bisa jadi mengisyaratkan bahwa Korea Utara sedang menyambungkan sistem pendingin sekunder pada reaktor ke sebuah fasilitas yang dibangun untuk reaktor air terpisah yang berlokasi di dekatnya.

Langkah seperti itu diperlukan karena Korea Utara pada 2008 menghancurkan menara pendingin dalam upaya untuk memberikan bukti nyata bahwa pihaknya telah melakukan perlucutan nuklir saat Korut berupaya mencapai kesepakatan dengan pemerintahan presiden AS George W Bush.

Analis Nich Hansen dan Jeffrey Lewis menulis bahwa pembangunan tersebut akan menjadi cara yang lebih cepat untuk membangun kembali produksi oleh reaktor, yang bisa menghasilkan enam kilogram plutonium setiap tahun.

Korea Utara, yang dipimpin oleh pemimpin muda Kim Jong-Un, telah bertekad untuk membangun kembali program senjata nuklirnya dan akan menyerang Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya di tengah krisis yang memburuk.

Korut telah menyuarakan kemarahannya terhadap kritik yang disetir AS tentang peluncuran roketnya pada Desember lalu --yang menempatkan satelit kecil ke orbit.

Rezim negara itu melakukan uji coba nuklir untuk ketiga kalinya pada Februari lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement