REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA—Nilai mata uang ringgit Malaysia ikut terdorong naik Kamis (4/4) seiring rencana pemilu. Kemenangan pihak koalisi diprediksi bakal lebih memperkuat nilai ringgit di pasar uang.
Saat nilai mata uang di Negara Asia lainnya turun, berlaku sebaliknya pada mata uang ringgit. Nilainya naik tertinggi semenjak 30 Januari lalu sebesar 0,5 persen menjadi 3.0680.
Para investor tampaknya menunggu kondisi politik serta keputusan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak terkait pemilu. Meski tanggal pemilu belum dipastikan, banyak yang memperkirakan bakal berlangsung 27 April mendatang.
Saya berharap koalisi yang menang. Rasio kemenangannya nampaknya 65-35 atau 60-40. Jika partai yang berkuasa menang, kebijakan-kebijakan tidak akan berubah,” terang seorang banker Malaysia pada Reuters di Kuala Lumpur.
Perdagangan mata uang ringgit yang menanjak mengindikasikan kemenangan kelompok Najib diharapkan membawa perbaikan ekonomi. Pergerakan positif itu juga didorong sinyal bahwa Malaysia tidak membutuhkan pemerintahan baru yang berpotensi mengubah kebijakan serta prioritas pembangunan.
Sesaat setelah Najib mengumumkan pemilu, investor asing berbondong-bondong melakukan transaksi senilai 392,5 juta ringgit atau 127,4 juta dollar AS di lantai bursa Malaysia.