Jumat 05 Apr 2013 07:32 WIB

Iran Berharap Negara-Negara Barat Restui Program Nuklirnya

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Reaktor nuklir
Foto: ap
Reaktor nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, ALMATY -- Iran keukeuh memperkaya uraniumnya dan mendesak negara-negara dunia merestui mereka dalam pembicaraan nuklir, Jumat (5/4).

Pernyataan tersebut dilontarkan kepala negosiator Iran, Saeed Jalili dalam pidato di Universitas Almaty, Kazakhstan, Kamis (4/4). "Kami berpikir mereka (negara-negara Barat) dapat membuka pembicaraan besok dengan satu kalimat. Dan itu itu adalah menerima hak Iran, terutama hak untuk memperkaya (uranium)," kata Jalili seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (5/4).

Jalili menegaskan, negara-negara Barat yang datang ke negosiasi seharusnya hadir dengan logika, tidak dengan mengancam dan seharusnya semua opsi positif disodorkan di atas meja.

Saat perundingan Iran dengan negara-negara Barat di Almaty hari ini, ia berharap Barat tidak mengulangi pengalaman pahit setelah 34 tahun revolusi Islam Iran. Namun, Jalili pesimis rencana pertemuan yang dinegosiatori Amerika Serikat bakal berjalan mulus.

"Apa bangsa kita mengharapkan AS untuk memperbaiki perilakunya, tidak hanya kata-kata. Dan besok di Almaty, mereka menyelidiki hal lainnya," ujar Jalili menanggapi pertemuan Iran dengan Kepala Negosiator Amerika Serikat (AS) Wendy Sherman.

Negara P5+1 yakni, Inggris, Cina, Prancis, Rusia, AS, dan Jerman di Almaty, Jumat (5/4) akan kembali bernegosiasi dengan Iran. Uni Eropa dan AS mengatakan Iran harus berpartisipasi dan mematuhi proposal yang dibuat pada pembicaraan agar (negosiasi) mereka berhasil.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, Rabu (3/4), mendesak semua pihak terkait untuk mengambil tindakan praktis untuk membangun rasa saling percaya dalam perundingan nuklir Iran di Kazakhstan.

"Atas dasar dua pembicaraan (nuklir) sebelumnya, Cina berharap semua pihak aktif mencari konsensus, dan sepenuhnya mengakomodasi kekhawatiran masing-masing," tutur Hong seperti dilansir dari Xinhua, Jumat (5/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement