REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara memindahkan peluru kendali jarak menengah ke pantai timurnya, kata Korea Selatan pada Kamis.
Sementara Amerika Serikat memperkuat pertahanan rudal Pasifik-nya di tengah ancaman meningkat dari Pyongyang.
Menteri Pertahanan Seoul Kim Kwan-Jin mengatakan peluru kendali itu dapat mencapai "jarak jauh", tapi tidak sampai ke daratan Amerika Serikat.
"Pemindahan itu mungkin bertujuan untuk melakukan uji tembak atau pelatihan militer," katanya kepada para anggota parlemen.
Korut yang marah terhadap sanksi-sanksi PBB dan pelatihan militer AS-Korsel, mengeluarkan serangkaian ancaman perang
nuklir dalam pekan-pekan belakangan ini.
Pada Kamis pagi militernya mengatakan mereka telah mendapat persetujuan akhir bagi aksi militer terhadap Amerika Serikat, yang mungkin melibatkan senjata-senjata nuklir.
"Momen ledakan segera mendekat, kata staf umum, menanggapi apa yang disebutnya tindakan AS yang menggunakan pembom-pemobo siluman B-52 dan B-2 yang berkemampuan nuklir dalam pelatihan perang dengan Korsel.
Agresi AS akan "dihantam dengan serangan nuklir dari berbagai ukuran," katanya dalam satu pernyataan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon Kamis mengemukakan kepada
Korut agar menghentikan ancaman-ancamannya, memperingatkan bahwa salah perhitungan dapat membawa pada satu hasil yang sangat menyeramkan.
Ia dalam satu jumpa wartawan di Madrid mengatakan keamanan setia hari dan laporan-laporan kemanusiaan dari Pyongyang "benar-benar membahayakan dan menyusahkan".
"Ancaman nuklir bukan satu permainan, itu sangat serius," kata Ban kepada wartawan.
"Saya kira mereka bergerak terlalu jauh dalam retorika mereka dan saya prihatin bahwa jika salah menilai, salah perhitungan... ini akan memberikan dampak paling serius," katanya.
sumber : Antara