REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas pada Jumat (5/4) mendesak PBB mempertimbangkan kembali penangguhan bantuan pangan bagi pengungsi Palestina, yang diberlakukan setelah pengunjukrasa menyerbu kantor PBB.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, menghentikan pengiriman pangan setelah puluhan warga Gaza memaksa masuk ke kantor di lapangan pada Kamis (4/4). Mereka menuntut pemulihan santunan bulanan kepada keluarga miskin, yang dihentikan sejak 1 April karena pemotongan anggaran.
"Langkah UNRWA itu tidak tepat," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada AFP. "Ada hak protes damai bagi para pengungsi Palestina," katanya, dan menambahkan, "Kami meminta UNRWA untuk mengevaluasi kembali sikapnya itu dan tidak bereaksi berlebihan terhadap protes warga." Demonstrasi sepekan lalu memaksa UNRWA menutup banyak sarananya.
Situasi itu diperparah dengan tindakan saat ini, bahwa semua bantuan dan pusat distribusi akan tetap ditutup sampai jaminan diberikan oleh semua kelompok yang relevan bahwa operasi UNRWA dapat dilanjutkan tanpa hambatan. Terlebih lagi, distribusi pangan saat ini berlangsung untuk sekitar 25 ribu pengungsi setiap hari.
Abu Zuhri mengatakan bahwa staf UNRWA tidak dalam bahaya, karena pasukan keamanan Hamas telah ditugaskan untuk memastikan keselamatan mereka dan kelancaran operasi mereka. "Kami di Hamas dan di pemerintahan mencegah masuknya para pengunjuk rasa ke Markas UNRWA di Gaza. Kami menyediakan kondisi yang sesuai untuk pekerjaan UNRWA."