Senin 08 Apr 2013 16:00 WIB

WNI Tolak Pergi dari Korut

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
  Pasukan Korea Utara berbaris di lapangan Kim Il Sung Square,Pyongyang, Korea Utara, Jumat (29/3).
Foto: AP/Jon Chol Jin
Pasukan Korea Utara berbaris di lapangan Kim Il Sung Square,Pyongyang, Korea Utara, Jumat (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Korea Utara memilih untuk tetap tinggal meski ketegangan di Semenanjung Korea semakin memuncak.

Terlebih, kawasan itu semakin memanas dengan pengumuman perang Korea Utara terhadap Korea Selatan, Sabtu (6/4). Pemerintah pun terus memantau perkembangan di Semenanjung Korea.

Kementerian Luar Negeri pun secara intensif terus berkomunikasi dengan KBRI Pyongyang. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, terus memantau perkembangan dan terus berkomunikasi dengan KBRI di Korea Utara.

“Saya terus memonitor perkembangan dan saya berkomunikasi dengan dubes kita di sana setiap enam jam untuk memonitor perkembangan,” katanya saat ditemui di kantor presiden, Jakarta, Senin (8/4).

Ia mengatakan, WNI yang ada di Korea Utara sebanyak 30-an orang ditambah satu orang Mongolia yang bekerja di KBRI. Meski begitu, untuk sementara ini, perwakilan asing tetap memilih berada di Korea Utara, termasuk Indonesia. “Ya, untuk saat ini, terus kita akan evaluasi hari demi hari,” katanya.

Marty menjelaskan pada 5 dan 7 April lalu, ada briefing dari Kementerian Luar Negeri Korea Utara dan Mabes Angkatan Bersenjata Korea Utara mengenai situasi terkini. Mereka pun menyampaikan terhitung tanggal 10 April, Korea Utara tidak bisa menjamin keselamatan para diplomat.

Mereka juga meminta agar perwakilan-perwakilan asing untuk mempertimbangkan rencana evakuasi personel-personel perwakilan asing dari Pyongyang, Korea Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement