Rabu 10 Apr 2013 16:51 WIB

Taufik Ismail Pukau Peserta Seminar di Mesir

Budayawan Taufik Ismail
Budayawan Taufik Ismail

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penyair ternamar Indonesia Taufiq Ismail tampil memukau peserta seminar internasional tentang kesusasteraan yang digelar di Ismailiyah, Kota Kembar Yogyakarta di Mesir.

Penyair yang digolongkan dalam Pujangga Baru Angkatan 1966 itu dalam seminar tersebut membacakan beberapa puisi hasil karyanya dalam bahasa Indonesia dan diiringi terjemahannya dalam bahasa Arab.

"Setelah saya membaca terjemahan puisi Anda, sungguh jiwa Muhammad Iqbal dan Ahmad Shauqi bersemayam di puisi-puisi Anda", kata Prof Abdurrahim El Kurdi sambil memeluk Taufiq setelah membacakan puisinya.

Prof El Kurdi merujuk pada pujangga kaliber Pakistan mendiang Muhammad Iqbal (1877-1938) dan pujangga Mesir Ahmad Shauqi (1868- 1932).

Iqbal dan Shauqi sangat kesohor di Negeri Seribu Menara itu karena syair-syair mereka dilantunkan penyanyi legendaris Mesir, Ummu Kalsum (1898-1975).

Prof El Kurdi, guru besar kesusastraan Arab di Universitas Terusan Suez, merupakan ketua panitia seminar internasional yang digelar di kampus universitas Terusan Suez di kota Ismailiyah pada Selasa (9/4).

Taufiq membacakan empat puisi yang membuat hening dalam ruangan seminar yang dihadiri sekitar 350 undangan, yaitu Sajadah Panjang, Celupkan Jarimu Lautan, Mesir, 9 Pertanyaan Cucuk Untuk Kakeknya, dan Palestina, Bagaimana Aku Bisa Melupakanmu.

Seminar internasional diselenggarakan Egyptian Institute for Narrative Studies berkerja sama dengan Fakultas Sastra Universitas Terusan Suez.

Hadir dalam acara itu, Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi didampingi Atase Pendidikan KBRI Kairo Dr Fahmy Lukman dan Atase Pendidikan KBRI Kairo yang baru saja mengakhiri masa tugasnya, Prof Dr Sangidu yang menjabat sejak 2009.

Cecep Taufiurrohman, staf Atase Pendidikan KBRI Kairo menjelaskan, Taufiq Ismail diundang dalam seminar bertema Metode Naratif dalam Karya Tulis Moderen itu terkait akan diterbitkannya buku kumpulan puisi Taufik Ismail versi bahasa Arab.

Buku berjudul Debu di Atas Debu atau versi Arabnya Turab Fauqa Turab itu, sambung Cecep yang juga kandidat doktor filsafat Islam pada Universitas Al Azhar Mesri, dialih-bahasakan oleh Prof Dr Nabilah Lubis, mantan Dekan Fakultas Sastra Arab di IAIN, kini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Buku kumpulan puisi Ismail Taufiq itu diterbitkan oleh Majelis Tinggi Kebudayaan Mesir bekerja sama dengan KBRI Kairo.

Setelah membacakan puisi, Taufiq disalami dan dipeluk beberapa peserta termasuk Prof Shalih Mathar, Ketua Jurusan Sastra Arab Universitas Terusan Suez.

"Puisi-puisi Taufiq Ismail sangat bernuansa religius dan sufistik, sebagai buah renungan dan pemahamannya terhadap makna-makna Al Quran," ujar Prof Mathar.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement