Kamis 11 Apr 2013 07:03 WIB

Israel Sengaja Sumbat Pasokan Makanan ke Gaza

Bantuan untuk Palestina
Bantuan untuk Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, PBB: SANKSI ISRAEL BERDAMPAK SERIUS PADA CADANGAN MAKANAN DI GAZA

YERUSALEM -- Seorang pejabat kemanusiaan PBB mengatakan, Rabu (10/4), sanksi-sanksi baru yang diberlakukan Israel terhadap Jalur Gaza memukul cadangan makanan dan akan berdampak serius jika diteruskan.

"Sebagai tanggapan atas memburuknya situasi keamanan di dan sekitar Gaza... Israel mengumumkan serangkaian peningkatan pembatasan terhadap pergerakan penduduk dan barang ke dan dari Jalur Gaza, termasuk penutupan penyeberangan Kerem Shalom," kata Koordinator Kemanusiaan PBB James W Rawley.

"Langkah-langkah ini mengakibatkan penipisan cadangan perbekalan penting, termasuk bahan makanan pokok dan gas untuk memasak, serta mengganggu kehidupan dan hak banyak keluarga Gaza yang mudah terkena serangan," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Jika pembatasan berlanjut, dampaknya pada penduduk Gaza akan serius," kata pejabat PBB itu menambahkan.

Kerem Shalom, satu-satunya penyeberangan dari Israel ke Jalur Gaza, ditutup Senin, sehari setelah sebuah roket ditembakkan dari wilayah Palestina itu ke Israel selatan. Penyeberangan itu dibuka pada 28 Maret setelah penutupan sepekan diberlakukan sebagai buntut dari serangan roket sebelumnya.

Dalam serangan Ahad, sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza menghantam Israel selatan, namun tidak ada korban atau kerusakan, tak lama setelah kedatangan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang sedang dalam misi perdamaian ke kawasan tersebut.

Juru bicara kepolisian Micky Rosenfeld mengatakan kepada AFP, roket itu jatuh di sebuah tempat tak berpenghuni di gurun Negev, ketika Kerry memulai kunjungan tiga hari ke Israel dan wilayah-wilayah Palestina.

Kerry mengadakan babak baru pembicaraan dengan para pemimpin Israel dan Palestina mengenai cara mengatasi kebuntuan bertahun-tahun dalam negosiasi perdamaian langsung.

Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon telah memperingatkan bahwa pihaknya akan membalas setiap serangan terhadap wilayah Israel dan tidak akan membiarkan rakyat diserang. Perbatasan Gaza-Israel umumnya tenang sejak gencatan senjata dicapai pada November.

Namun, sejak akhir Februari, ada empat kasus penembakan roket ke Israel, tiga diantaranya dikalim oleh kelompok Salafi.

Gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza telah berupaya melakukan penertiban terhadap kelompok-kelompok Salafi bersenjata, yang mendukung garis keras dan sering berusaha menembakkan roket ke Israel dalam pembangkangan atas gencatan senjata de fakto Palestina.

Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit.

Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel. Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.

Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu (21/11), sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement