Jumat 12 Apr 2013 08:16 WIB

AS Tuding Konglomerat Iran Lakukan Pencucian Uang

Pencucian Uang (Ilustrasi)
Foto: businesstm.com
Pencucian Uang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat memberikan sanksi kepada konglomerat Iran dan bank Malaysia yang dituding memperdagangkan minyak dan melakukan pencucian uang miliaran dolar untuk Teheran.

AFP melaporkan, Departemen Keuangan AS mengatakan, pengusaha Babak Zanjani menjalankan sebuah jaringan untuk memindahkan minyak dan uang bagi Pemerintah Iran untuk menghindari sanksi global. Tujuannya tak lain untuk menekan Teheran menghentikan dugaan program senjata nuklir.

"Jaringan ini melibatkan sebuah perusahaan yang berbasis di Swiss dan First Islamic Investment Bank yang berbasis di Malaysia, dan membantu unit dari perusahaan minyak negara dan pemerintah Teheran serta Garda Revolusi," kata Departemen Keuangan.

Amerika memberikan sanksi pembekuan aset mereka di AS dan melarang individu dan perusahaan AS melakukan bisnis dengan mereka, di bawah peraturan yang ditujukan bagi pembuat senjata pemusnah massal dan pendukungnya.

"Karena sanksi internasional telah menjadi semakin menyesakkan, Iran terpaksa melakukan teknik kriminal pencucian uang, memindahkan minyak dan uangnya dengan nama palsu dan kepura-puraan," kata David Cohen, Wakil Menteri Keuangan untuk terorisme dan intelijen keuangan.

Departemen Keuangan, mengatakan, Zanjani, pimpinan dari Sorinet Group, membantu keuangan dan mengelola penjualan minyak serta menangani hasilnya untuk pedagang minyak Iran yang berbasis di Swiss, Naftiran Intertrade Company dan induk perusahaannya, National Iranian Oil Co. (NIOC).

"Sorinet bekerja melalui unit sendiri, International Safe Oil dan Sorinet Commercial Trust Bankers yang berbasis di Dubai, serta First Islamic Investment Bank di Malaysia, untuk mendukung Naftiran dan NIOC," kata Departemen Keuangan.

AS juga menjatuhkan sanksi kepada Kont Kozmetik, perusahaan yang dikendalikan Zanjani yang berbasis di Turki, dan anak perusahaannya Kont Investment Bank di Tajikistan. Zanjani, International Safe Oil, serta bank Dubai dan Malaysia sudah dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa pada Desember.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC bulan lalu, ia menyangkal memperdagangan minyak Iran yang bertentangan dengan sanksi global terhadap Teheran. "Saya tidak membeli minyak mentah Iran. Saya membeli bahan bakar minyak berkualitas rendah untuk dijual ke Malaysia. AS dan Uni Eropa telah membebaskan beberapa negara dari sanksi Iran -- Malaysia adalah salah satu dari mereka," sebut Zanjani.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement