Ahad 14 Apr 2013 18:18 WIB

Wabah Flu Burung Mulai Menyebar ke Ibu Kota Cina

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Nidia Zuraya
Kasus Flu burung di Shanghai,Cina.
Foto: AP
Kasus Flu burung di Shanghai,Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wabah baru flu burung di Cina mulai meresahkan. Penyebaran virus H7N9 tersebut mulai menyebar ke ibu kota. Pemerintah mengatakan seorang pasien terinfeksi H7N9 di Kota Beijing.

Kanal berita Aljazeerah melansir, seorang perempuan berusia tujuh tahun dirawat di sebuah rumah sakit di ibu kota akibat infeksi virus mematikan tersebut. Bocah ini dilaporkan mengalami demam, radang tenggorokan, dan pusing sejak Kamis (11/4) lalu. Orang tuanya membawa dia ke rumah sakit. Dokter memeriksa kondisi pasien tersebut.

Hasil tes dari dan sampel darah menunjukkan pasien belia ini positif terinfeksi. Dokter mengatakan, pasien tersebut masih stabil dengan bantuan Tamiflu.Dokter yang sama tidak menemukan adanya penularan pada dua orang tua pasien. Ayah pasien yang tidak dilansir namanya ini, dikatakan pedagang unggas hidup di pasar kota.

Hingga sekarang, penderita virus tersebut mencapai 55 orang, setelah sebelumnya hanya berjumlah 49 orang. Dua suspek baru flu burung juga ditemukan berada di Provinsi Henan. Sedangkan empat lainnya tercatat di Provinsi Zheijiang. Pemerintah mengatakan, dua provinsi tersebut adalah zona baru yang terinfeksi virus mematikan tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, Cina telah mengalami penularan fulu bjurung secara sporadis. Perwakilan WHO untuk Beijing, Michael O'Leary menilai, langkah antisipasif akan terus dilakukan. ''Ini penyakit langka,''kata dia. Namun menjalarnya penyebaran virus tersebut, kata dia tidak perlu ditanggapi dengan kepanikan.

Menurutnya, pemerintah Cina punya mobilisasi pencegahan yang efektif. Pemushnaan puluhan ribu unggas menjadi terpaksa lantaran virus tersebut.

Kantor berita Reuters mengatakan temuan setiap suspek baru tidak saling terkait. Hal tersebut membuat tim kesehatan pemerintah kesulitan. ''Belum ada cara mendeteksi penyebaran dan memprediksi penyebaran,'' kata O'Leary. Sementara Kementerian Kesehatan Cina meyakini, penyebaran virus baru ini adalah melalui antarmanusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement