REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Media negara Cina, Senin (15/4) mendesak masyarakat untuk tetap mengonsumsi daging ayam dan membantu membangkitkan industri unggas. Seruan itu disampaikan setelah industri tersebut terpukul setelah merugi sebesar 10 milyar yuan (Rp 15,7 triliunan) dalam satu pekan setelah virus flu burung strain baru, H7N9, menginfeksi manusia.
Total 63 orang telah dinyatakan terinfeksi dan 14 di antaranya meninggal dalam dua pekan sejak pemerintah Cina mengumumkan menemukan strain baru itu di tubuh manusia pertama kali.
"Publik seharusnya tidak terlalu berlebihan menghindari dan menahan diri agar mencegah situasi menjadi bencana bagi seluruh industri unggas," ujar Global Times dalam editorialnya. Harian itu juga menulis sikap tak memakan daging unggas adalah 'ketidakadilan' terhadap para peternak.
Surat kabar itu juga menyebut sikap warga yang memilih menghindari adalah 'kegelisahan berlebihan' dan mendesak warga untuk mengambil langkah sebaliknya, 'menunjukkan spirit kebersamaan di luar individualisme'.
Persoalannya, apakah pemerintah bisa menjamin warga tidak terinfeksi ketika menyantap daging unggas? Sayangnya tidak ada editorial media yang membahas soal ini, pun komentar resmi dari pemerintah.