REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Beberapa hari jelang perhelatan GP Formula 1 di Bahrain, sebuah mobil meledak di Manama, Selasa (16/4) dini hari.
Dilaporkan Reuters, tidak ada korban jiwa dalam ledakan tersebut serta kerusakan yang ditimbulkan, selain mobil yang meledak tersebut.
"Sebuah kelompok teroris menggunakan bensin dalam silinder untuk membakar sebuah mobil di Manama pada Minggu malam, yang kemudian mengakibatkan ledakan," kata kepolisian setempat.
Kelompok pergerakan muda '14 Februari' yang tergolong radikal itu mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut dalam akun Twitternya. Mereka menyatakan ledakan tersebut bertujuan untuk mengganggu aktifitas di pusat keuangan Manama menjelang balapan Formula Satu yang akan berlangsung pada Ahad (21/4).
Kantor Berita BNA mengutip seorang pejabat pemerintah, polisi setempat sedang menyelidiki serangan yang bertujuan untuk 'memancing perhatian media' sebelum gelaran balapan yang kontroversial itu.
Para demonstran meneriakkan, "Tidak, tidak ada balapan F1", sebelumya bentrok dengan pihak kepolisian di sebuah desa Syiah dekat Manama pada Senin malam, kata sejumlah saksi mata.
Polisi sempat diblokir dengan pembakaran ban dan polisi menembakkan gas air mata serta menakuti demonstran dengan suara ledakan. Suara ledakan tersebut terdengar bersamaan dengan tembakan gas air mata, yang digunakan petugas kepolisian untuk membubarkan demonstran.