REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (15/4), mengutuk pemboman di dalam acara Boston Marathon, dan menyebutnya "kekerasan tak berperasaan".
Ketika berbicara saat upacara di Markas PBB untuk peringatan ke-19 pemusnahan suku di Rwanda, Ban mengatakan pemboman tersebut "lebih mengerikan karena terjadi dalam acara yang dikenal mempersatukan orang dari seluruh dunia dalam semangat keharmonisan dan olah raga".
Ia mengatakan meskipun laporan tentang kejadian itu masih bermunculan, sudah diketahui bahwa ada korban tewas dan cedera.
Menurut laporan paling akhir, korban tewas menjadi tiga dan cedera sedikitnya 138 orang.
Polisi setempat mengatakan jumlah korban jiwa naik jadi tiga, termasuk seorang anak lelaki yang berusia delapan tahun, kata CNN. Sedikitnya 17 orang berada dalam kondisi kritis dan 10 orang harus diamputasi.
Kedua ledakan itu terjadi sekitar pukul 15.00 waktu setempat (Selasa, 02.00 WIB) dan meledak dalam selisih waktu beberapa detik di dekat garis finis Boston Marathon. Banyak orang yang cedera tampaknya adalah penonton yang telah berkumpul di lokasi, kata media setempat, WCVB.com.
"Untuk saat ini, saya ingin mengatakan fikiran saya bersama semua orang di Boston," kata Ban sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Ia menyampaikan belasungkawa paling dalamnya kepada keluarga korban dan mendoakan mereka cedera bisa segera sembuh.
sumber : Antara
Advertisement