REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS) dituding selalu mempertahankan eksistensinya di Asia Pasifik. Namun oleh Cina, keberadaan AS ini dianggap biang keladi ketegangan di wilayah tersebut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, Yang Yujun, Selasa (16/4), mengatakan kehadiran AS justru meningkatkan ketegangan di wilayah Asia Pasifik. Cina menganggap AS terus membangun aliansi militer. Aliansi yang dimaksud adalah negara yang bersengketa wilayah teritorial dengan Cina, seperti Jepang, Filipina, dan Vietnam.
Selain itu, Cina juga khawatir dengan stabilitas Asia Pasifik, karena AS terus memperkuat armada militernya. Cina juga khawatir dengan perhatian 'lebih' yang dilakukan AS, seperti yang pernah dilakukan di Afghanistan dan kemudian menyerangnya.
''Memperkuat armada militer dan membangun aliansi tidak selaras dengan perkembangan zaman dan tidak kondusif bagi kedamaian dan stabilitas kawasan (Asia Pasifik),'' ucap Yang Yujun, seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (16/4).
Dalam catatan Kementerian Pertahanan Cina setebal 40 halaman, kehadiran Amerika bagi Cina adalah ancaman keamanan ganda dan membuat rumit keadaan. Strategi AS tentu berpengaruh besar bagi Cina. Apalagi kemudian negara-negara yang beraliansi militer dengan AS juga armada militernya dan sering membuat ketegangan.
Bahkan media resmi Pemerintah, Harian Tentara Pembebasan Rakyat, mengatakan, Senin (15/4), Cina perlu meningkatkan pertahanan dari upaya AS untuk menundukkan negara Tirai Bambu tersebut. Karena AS secara intensif berupaya melakukan westernisasi, pencaplokan dan dengan segala cara mengontrol Cina.