REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah derasnya tekanan sanksi AS dan Uni Eropa, ekspor non-minyak Republik Islam Iran meningkat pada tahun kalender Iran 1391 Hs, yang berakhir pada 20 Maret lalu.
Deputi Menteri Industri, Tambang, dan Perdagangan Iran, Hamid Safdel mengatakan total perdagangan luar negeri negara itu mencapai 95 miliar dolar dari sebelumnya sebesar 79 miliar dolar."Komoditas utama ekspor non-minyak adalah gas, hidrokarbon, propana cair, metanol, bahan bakar mineral, produk kimia, plastik, buah-buahan, kacang-kacangan, pupuk, dan karpet, "Direktur Organisasi Promosi Perdagangan Iran itu.
Seperti dilansir kantor berita IRNA, Minyak mentah Iran menjadi target sanksi AS dan Uni Eropa. Pada awal 2012, Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor minyak dan keuangan Iran dengan tujuan mencegah negara-negara lain membeli minyak dari Tehran dan memutus transaksi dengan Bank Sentral Iran.
Sanksi rekayasa ilegal AS itu diberlakukan berdasarkan tuduhan tak berdasar bahwa Iran sedang mengejar tujuan non-sipil dalam program energi nuklirnya. Tehran menolak tuduhan tersebut. Sebagai penandatangan berkomitmen traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.