REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Demonstrasi berujung kekerasan menentang hasil Pemilihan Presiden Venezuela untuk menggantikan mendiang presiden Hugo Chavez merenggut tujuh orang meninggal dunia dan 61 orang terluka.
"Hal paling serius dalam aksi kekerasan ini adalah tujuh warga Venezuela meninggal dunia," kata Jaksa Agung Luisa Ortega.
Demonstrasi penuh kekerasan melanda sebagian Caracas dan kota-kota lainya di Venezuela pada Senin (15/4) malam waktu setempat setelah Lembaga Pemilihan Umum Nasional mengumumkan Nicolas Maduro sebagai pemenang pemilu.
Kandidat kubu oposisi Henrique Capriles menyebut kemenangan tipis Maduro tidak sah. Ia mengajak para pendukungnya melancarkan demonstrasi damai menentang keputusan lembaga pemilu itu.
Maduro membalas penyataan Capriles ini dengan menuduh oposisi tengah melancarkan kudeta dan menyeru pendukungnya melawan dengan cara damai.
Maduro juga menyatakan tak akan mengizinkan oposisi menggelar pawai di pusat kota Caracas yang rencananya digelar Rabu (17/4) waktu setempat yang menuntut penghitungan ulang. "Kini saatnya untuk bersikap tegas," ujar Maduro.