REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Kandidat pemilihan presiden Venezuela yang kalah tipis Henrique Capriles pada Selasa mendesak pemerintah untuk membuka dialog setelah hasil pemilihan disengketakan dan negara terperosok ke dalam aksi-aksi protes mematikan.
"Kami siap untuk membuka dialog dengan pemerintah agar krisis ini dapat berakhir pada beberapa jam mendatang," kata Capriles, yang menujukan pernyataannya kepada pejabat Presiden Nicolas Maduro, setelah demonstrasi-demonstrasi atas sengketa pemilu menewaskan sedikitnya tujuh orang dan belasan lainnya terluka.
"Sampai sekarang, saya belum mendengar dari Maduro adanya solusi untuk menyelesaikan masalah negara ini," kata Capriles dalam satu konferensi pers dengan media domestik dan internasional yang dilansir AFP, Rabu (17/4).
Dalam pemilu untuk menggantikan pemimpin sayap kiri Presiden Hugo Chavez, yang meninggal bulan lalu, Maduro ahli waris politiknya pada pemilihan Minggu mengalahkan Capriles dengan perolehan suara ketat dengan hanya selisih 1,7 persen.
Capriles menuntut dilakukan penghitungan ulang secara penuh, tetapi Dewan Pemilihan Nasional (NEB) telah menyatakan Maduro sebagai pemenang. Pada Selasa, Maduro mengatakan dia melarang pawai-pawai yang rencananya dipimpin Capriles pada Rabu ke markas NEB.