REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara pada Rabu (17/4) melarang satu delegasi pengusaha Korea Selatan menyerahkan pangan dan pasokan lain kepada 200 staf mereka yang berada di kawasan industri Kaesong.
Sepuluh utusan dari 123 perusahaan Korsel di Kaesong telah meminta izin mengunjungi kompleks itu, dua pekan setelah Korut menutup semua akses di tengah-tengah ketegangan militer yang meningkat di semenanjung Korea.
"Beberapa hari lalu, Korut memberitahu kami bahwa permintaan untuk mengunjungi kompleks itu oleh 10 utusan dari perusahaan-perusahaan di Kaesong ditolak," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Kim Hyung-Seok. "Sangat disesalkan Korut menolak permohonan itu dan tidak mengizinkan satu usaha kemanusiaan," kata Kim.
Kaesong, yang terletak 10km dalam wilayah Korut, dibangun tahun 2004 sebagai satu simbol kerja sama antar-Korea. Dari hampir 900 warga Korsel yang berada di zona itu ketika Korut pertama kali menutup akses pada 3 April, sekitar 200 orang memilih tidak pulang dalam usaha untuk menjaga agar perusahaan-perusahaan mereka tetap beroperasi.
Tetapi tindakan Korut itu menyebabkan mereka tidak memiliki kebutuhan sehari-hari serta bahan-bahan mentah. "Kami kembali mendesak keras pihak berwenang Korut untuk melakukan tindakan-tindakan bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok staf di Kaesong," kata Kim.