Rabu 17 Apr 2013 15:44 WIB

Fenomena Kawin Kontrak Merebak di India

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hazliansyah
Kawin kontrak (ilustrasi)
Foto: zonaberita.com
Kawin kontrak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Karena alasan ekonomi sebagian keluarga Muslim India terpaksa mengawinkan anaknya dengan wisatawan Muslim asal Timur Tengah. Sayangnya, perkawinan dilakukan secara kontrak.

Inspektur Polisi Vijay Kumar mengungkap, fenomena ini telah terjadi beberapa tahun belakangan. Mereka tetapkan tarif yang disesuaikan dengan waktu menetap wisatawan.

"Kalau pun wisatawan itu hanya tinggal beberapa hari, kawin kontrak itu tetap dilakukan," ungkap dia seperti dikutip The Telegraph, Rabu (17/4).

Seorang perempuan yang hampir menjalani kawin kontrak adalah Nausheen Tobassum, 17 tahun, asal Hydrabad. Tobassum sempat kabur dari rumah ketika ia mendengar keluarganya hendak menikahkannya dengan wisatawan asal Sudan.

"Aku segera melaporkan orang tuaku soal rencana itu," ungkapnya,

Setelah melaporkan ke polisi, Tobassum tak kembali ke rumah. Ia merasa takut untuk kembali. "Aku tidak memahami mengapa ada persetujuan macam itu," kata dia.

Oleh wisatawan asal Sudan itu, Tobassum akan menerima bayaran lebih dari 1.200 dolar AS untuk jangka waktu sebulan. Namun bayaran itu sudah termasuk biaya penghulu, penerjemah dan imbalan untuk keluarganya.

Shiraz Amina Khan, aktivis LSM perlindungan anak dan perempuan di Hyderabad, mengungkap, lebih dari 15 kawin kontrak tercatat setiap bulannya. Jumlahnya meningkat setiap tahun. "Alasan ekonomi memicu peningkatan kawin kontrak," kata dia.

Menurut Shiraz, jumlah kawin kontrak itu bisa ditekan. Ini mengingat Islam mengharamkan kawin kontrak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement