REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) belum menemukan pelaku utama dan motif di balik aksi peledakan Bom Boston, di Kota Boston, Massachusetts, AS, Senin (15/4). Ketua Tim Investigasi Bom Boston, Rick Deslauriers mengatakan belum ada penetapan tersangka utama peledakan tersebut.
''Penyelidikan terhadap pelaku masih terbuka lebar. Kami tidak menolak adanya bantuan (informasi) dari masyarakat,'' kata Deslauriers, seperti dilansir Reuters, Rabu (17/4). Menurut dia, terlalu dini untuk mengambil kesimpulan mengenai motif atau menangkap pelaku peledakan.
Sehari pascaledakan, FBI sempat menggeledah sebuah apartemen milik seorang laki-laki berkebangsaan Arab Saudi. Tapi Deslauriers menegaskan, warga asing tersebut tidak terkait dengan ledakan tersebut. Kata dia, laki-laki pelajar itu tidak dicurigai, apalagi dilakukan penangkapan.
Hingga sekarang, Deslauriers menegaskan, penyelidikan oleh timnya masih terus memburu. FBI bersama belasan otoritas pemerintahan, mengatakan bertekad akan memburu pelaku peledakan sampai ke ujung dunia. Namun FBI bersama tim forensik, berhasil mengidentifikasi perangkat yang digunakan pelaku peledakan kali ini. Deslauriers mengatakan, perangkat yang digunakan oleh pelaku adalah jenis amatir.
FBI merilis sebuah temuan Bom Panci dalam insiden teroris kali ini. Dikatakannya, bom panci adalah ciri dari pelaku amatir. Analisis Politik dan Keamanan di AS, Gloria Borger kepada CNN News mengatakan, temuan bom panci menyimpulkan dua arah investigasi. Menurut dia, bom itu adalah tren yang selalu digunakan kelompok terorisme Alqaidah.
Namun, hilangnya jejak pelaku dan kekosongan informasi membuat kesimpulan tersebut patut dikoreksi. Kata dia, keterlibatan individu atau ekstremis sayap kanan di AS patut untuk di curigai. Borger menyebutkan sebuah nama kelompok yang dilabeli sebagai ''Lone Wolf''. Beraksinya kelompok sayap kanan di AS ini, menurut dia adalah alarm bagi komunitas intelijen.