REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas akan melawat ke Turki pekan depan untuk bertemu dengan sejumlah pejabat Negeri Dua Benua tersebut.
AFP melaporkan, Abbas akan bertemu Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki Abdullah Gul dan Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu.
Erdogan sebelumnya berniat mengunjungi Jalur Gaza dikuasai Hamas pada bulan depan, pascamelakukan perjalanan ke Amerika Serikat pada 16 Mei mendatang. Gerakan Fatah nasionallis Abbas yang berbasis di Tepi Barat mengkritik rencana perjalanan Erdogan ke Jalur Gaza, yang dinilai Fatah sebagai bentuk dukungan perpecahan di Palestina.
"Setiap pejabat, Arab, Muslim maupun asing, yang mengunjungi Gaza tanpa mengacu pada pemimpin Palestina yang sah, maka berarti memberkati dan mengkonsolidasikan pembagian antara Tepi Barat dan Jalur Gaza," kata pejabat Fatah, Azzam al-Ahmad kepada radio Voice of Palestine.
Azzam meminta Abbas membahas masalah tersebut dengan Erdogan ketika melawat ke Turki. Abbas mengaku rencana kunjungan ke Jalur Gaza untuk membantu proses pencabutan blokade Israel di Jalur Gaza.
Rencana itu diumumkan Erdogan sehari setelah Israel meminta maaf terkait meninggalnya sembilan warga Turki dalam serangan kapal Mavi Marmara pada 2010 lalu.
Di Gaza, Wakil Perdana Menteri Hamas, Ziyad al-Zaza berharap kunjungan Erdogan akan memunculkan kemungkinan baru untuk mengakhiri pengepungan Israel) yang menurutnya menelan biaya senilai 250 juta dolar AS per bulan.