REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lazuardi Birru, Dhyah Madya Ruth SN, menegaskan ideologi kekerasan di Indonesia perlu dicegah untuk berkembang. Jika tidak, kata dia, Indonesia diprediksi bisa jadi seperti Pakistan.
"Apabila kita tidak mampu melakukan pencegahan, bukan tidak mungkin prediksi bahwa Indonesia akan seperti Pakistan dalam waktu 10 tahun akan terjadi," kata Dhyah dalam pernyataannya di rangkaian kuliah umum bertemakan soal peran pemuda pakistan di UIN Syarif Hidayatullah, Kamis (18/4).
Dia memaparkan, sekitar 1.000 aksi bom bunuh diri di Pakistan dalam jangka waktu 10 tahun, dengan korban telah mencapai lebih dari 1 juta rakyat sipil. Sekitar 40 hingga 50 nyawa hilang setiap harinya karena penembakan langsung oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sementara di Indonesia sejak pascareformasi telah terjadi 12 kali aksi bom bunuh diri dengan korban lebih dari 300 rakyat sipil.
"Kita semua tentu tidak mengharapkan Indonesia seperti Pakistan kini, yang jauh dari rasa aman. Untuk itu generasi muda Indonesia perlu belajar dari pengalaman Pakistan, agar Indonesia mendatang tidak menjadi seperti Pakistan kini," katanya.
Lebih jauh, Dhyah menjelaskan, tokoh muda Pakistan yang ikut menyampaikan kuliah umumnya, Dr Hussain Mohi-ud-Din Qadri, merupakan putera dari Muhammad Tahir ul Qadri, pendiri Minhaj-ul Qur'an International ("MQI"). MQI itu adalah sebuah lembaga sosial yang berpusat di Lahore, Pakistan dan hingga kini telah memiliki cabang di sekitar 100 negara.
Untuk kinerja MQI dalam melakukan edukasi guna menanggulangi extremisme dan terorisme tersebut, UNESCO dan the United Nations Economic and social Council (ECOSOC) secara formal mengakui dan menganugerahkan “Special Consultative Status” untuk MQI atas kinerjanya dalam mempromosikan perdamaian toleransi dan harmoni antaragama.