Kamis 18 Apr 2013 21:15 WIB

Babi dan Anjing Mati Massal, Cina Tutup Pabrik Kimia

Rep: Nur Aini/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Foto ini diambil pada Kamis 7 Maret silam dan baru dipublikasi tiga hari kemudian, tepatnya pada Ahad (10/3). Terlihat beberapa ekor babi yang berhasil diangkat dari sungai di Shanghai, Cina. Pejabat di Cina mengatakan jumlah bangkai babi yang ditemukan kian bertambah
Foto: AP Photo
Foto ini diambil pada Kamis 7 Maret silam dan baru dipublikasi tiga hari kemudian, tepatnya pada Ahad (10/3). Terlihat beberapa ekor babi yang berhasil diangkat dari sungai di Shanghai, Cina. Pejabat di Cina mengatakan jumlah bangkai babi yang ditemukan kian bertambah

REPUBLIKA.CO.ID, HENAN -- Sebuah desa di Cina menutup pabrik kimia terdekat setelah ratusan babi dan anjing meninggal secara misterius. Kematian binatang tersebut memicu kekhawatiran penduduk setempat. Sebanyak 410 babi dan 122 anjing ditemukan tewas di desa Dongtun di Kota Yanshi, Provinsi Henan.

Kematian bukan disebabkan epidemi atau H7N9 virus flu burung baru. Pabrik-pabrik kimia terdekat tengah diselidiki otoritas setempat.

Sementara, 16 ribu babi mati ditarik dari suangi utama Shanghai bulan lalu. "Binatang mati ditemukan di hampir setengah desa. Hewan mati tiba-tiba tanpa peringatan apapun," ujar Kou, warga setempat dilansir BBC.

Polisi menyelidi insiden kematian hewan tersebut. Penduduk lokal menyalahkan asap dari pabrik kimia di dekat desa. Mereka mengaku ada bau sangat kuat dari pabrik.

Masalah kesehatan menjadi perhatian masyarakat di Cina dalam beberapa bulan terakhir. Bulan lalu, lebih dari 16 ribu bangkai babi ditarik dari Sungai Huangpu Shanghai.

Parahnya, sungai itu memasok air minum bagi warga setempat. Selain itu, 1.000 bebek mati juga ditemukan di sebuah sungai di Sichuan.

Perlu diketahui, saat ini wabah flu burung juga menjadi masalah di Cina. Virus strain baru H7N9 telah menginfeksi 83 orang dan menewaskan 17 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement