Kamis 18 Apr 2013 21:21 WIB

Flu Burung di Cina Kian Meluas

Rep: Nur Aini/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Petugas taman menangkapi burung-burung merpati di taman-taman Shanghai, Cina. Pemerintah meningkatkan upaya untuk menekan wabah flu burun dari strain virus baru, H7N9.
Foto: REUTERS
Petugas taman menangkapi burung-burung merpati di taman-taman Shanghai, Cina. Pemerintah meningkatkan upaya untuk menekan wabah flu burun dari strain virus baru, H7N9.

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Virus flu burung di Cina terus menyebar. Kasus yang dilaporkan di Cina, virus telah menginfeksi 83 orang meski otoritas dalam dan luar negeri mencoba untuk menghentikan penyebaran virus.

Kasus terbaru terdeteksi pada seorang penjual unggas di Provinsi Henan. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan ada tambahan 19 kasus ditemukan di provinsi timur Zheijiang dan Jiangsu serta Shanghai.

Sebanyak 17 orang meninggal akibat virus H7N9. Virus tersebut sebelumnya belum menginfeksi manusia hingga adanya laporan pada Maret 2013.

Persentase kasus yang signifikan memperlihatkan tidak adanya kontak dengan unggas. Kami masih belum tahu sumber penularan," kata juru bicara WHO, Timothy O'Leary dilansir CNN, Kamis (18/4).

Pihak berwenang memantau lebih dari 1.000 orang yang memiliki kontak dengan korban. O'Leary menegaskan sejauh ini belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia.

Perhatian khusus diberikan kepada keluarga orang yang terinfeksi. Keluarga tersebut termasuk seorang ayah dan dua putranya yang sakit di Cina.

Pada Maret 2013, seorang ayah meninggal setelah anaknya paling muda meninggal. Anak paling tua dikonfirmasi terserang virus namun kemudian sembuh. Dia merupakan satu dari lima orang yang dirawat di rumah sakit setelah mendapat pengobatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement