Kamis 18 Apr 2013 23:29 WIB

RUU Kepemilikan Senjata di AS Kandas

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Barack Obama terharu saat menyampaikan pidato duka cita di Gedung Putih, Washington, atas penembakan di sekolah dasar di Connecticut, AS, Jumat (14/12) waktu setempat.
Foto: AP
Presiden Barack Obama terharu saat menyampaikan pidato duka cita di Gedung Putih, Washington, atas penembakan di sekolah dasar di Connecticut, AS, Jumat (14/12) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Upaya Amerika Serikat (AS) mengekang kepemilikan senjata api oleh sipil kandas sudah. Senat AS menolak menyetujui RUU buatan Gedung Putih tentang syarat kepemilikan senpi. Penolakan ini adalah kekalahan politik besar bagi Partai Demokrat di lantai Capitol Hill. 

Presiden Barack Obama mengaku kecewa dengan para senator dan mengatakan penolakan kali ini adalah aib yang paling memalukan dalam sejarah AS. Kata dia, Capitol Hill telah mengingkari kehendak rakyat. 

"Kelompok lobi senjata bersama sekutunya telah membohongi Amerika," kata Obama. 

Seperti dikutip, AP, Rabu (17/4) dan dilansir Aljazirah, Kamis (18/4), presiden dua kali ini mengatakan, pengetatan senjata adalah akal sehat yang harus termaktub dalam aturan Amerika.

Senat mengandaskan inisiatif Gedung Putih untuk mengekang kepemilikan senpi melalui sidang paripurna di Washington, Rabu (17/4) waktu setempat. Dari 100 anggota senat, hanya 54 dari 100 senator yang menyatakan dukungannya. 

Kebanyakan dari pendukung tentunya anggota partai petahana. Sementara, keberlakuan sebuah RUU akan menjadi undang-undang setelah disetujui oleh minimal 60 suara senat. 

Partai Republik memblokir upaya keberlakuan aturan kontroversi tersebut. Bagi oposisi aturan tersebut dikatakan bertentangan dengan konstitusi dan melanggar hak-hak sipil.

RUU senpi semula dibuat sebagai respon politik AS atas gejala 'ketidakwarasan' para pemilik senpi di AS. Setahun belakangan, Paman Sam kerap menjadi sorotan internasional lantaran tidak mampu melindungi warganya dari penembakan acak yang dilakukan pemegang senpi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement