Jumat 19 Apr 2013 05:26 WIB

Ini Dia Pelari Indonesia yang Selamat dari Bom Boston

Michael dan Wati Hlusak
Foto: voa
Michael dan Wati Hlusak

REPUBLIKA.CO.ID, Dua warga negara Indonesia ikut berpartisipasi dalam ajang lomba maraton tahunan Boston Senin lalu, di mana terjadi dua ledakan bom yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 orang. Selain direktur utama Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Jerry, Ng, warga negara Indonesia yang juga mengikuti lomba maraton tertua di dunia ini adalah Wati Hlusak, yang berdomisili di negara bagian Minnesota.

Wati yang sehari-harinya berprofesi sebagai seorang asisten di laboratorium obat mengikuti lomba maraton ini bersama suaminya, Michael Hlusak. Berikut wawancara reporter VOA Dhania Iman dengan Wati Hlusak.

VOA: Pada hari itu anda berada di mana saat bom pertama meledak di Boston Marathon?

Wati: Kebetulan saya 10 menit selesai baru melewati garis finis. Tapi belum terlalu jauh dari finish line karena crowded, kakinya sudah sakit dan jalannya agak pincang-pincang sedikit. Pergi ambil medali, mungkin dua-tiga blok dari kejadian.

 

VOA:  Suami anda posisinya di mana?

Wati: Dia sudah selesai duluan, karena dia larinya lebih cepat. Mungkin sudah selesai 30 menit atau 40 menit yang lalu.

 

VOA: Apa yang terjadi setelah bom pertama meledak?

Wati: Waktu ambil medali dan terus mau jalan ke bus untuk ambil baju  tiba-tiba terdengar suara ledakan keras. Terus saya lihat ke belakang ada asap. Pertama belum tahu itu bom, kirain cuma ledakan apa. Tapi beberapa detik kemudian ledakan kedua terjadi. Terus saya kira pasti ada yang terjadi. Jadi cepat-cepat pergi, ambil tas, kemudian telpon suami saya.

 

 

VOA: Apa yang langsung dilakukan panitia dan bagaimana suasana orang-orang di sana?

Wati: Pelari yang habis selesai di sekitar saya panik juga. Mereka pertama cuma lihat-lihat gitu. Terus, ada polisi bilang move back –move back. Terus pada kaget, jadi langsung mereka menjauhi tempat kejadian.

 

VOA: Apa yang ada di benak anda waktu itu?

 

Wati: Pertama saya pikir itu bukan bom cuma mungkin bunyi mesin atau apa. Saya tidak pernah lari di sana. Baru pertama kali lari di Boston. (Saya) kira ada celebration atau apa. Pas hari itu Patriot’s Day. Kemudian, saya masih agak tenang sedikit. Kemudian, yang kedua kali saya kira udah agak serius. Makanya saya langsung jalan menjauhi kejadian.

 

VOA: Apakah anda melihat sesuatu yang mencurigakan pada hari itu?

Wati: Tidak ada.

 

VOA: Para pelari kemudian saling bantu-membantu. Bisa dideskripsikan?

Wati: Kalau itu mungkin masih di garis finish ya. Mereka saling bantu. Kalau saya sudah agak jauh, dua blok, jadi tidak kelihatan lagi.  

 

VOA: Setelah dari situ anda pergi ke mana?

Wati: Langsung ambil tas, telepon suami saya. Dia kebetulan dekat dengan bom yang kedua.  Dia suruh saya jalan menjauhi ke park and then take a taxi.

 

VOA: Rasanya bagaimana, Wati?

Wati: Panik. Karena waktu itu pertama saya memikirkan suami saya, karena dia bilang dia mau tunggu saya di sebelah kiri di garis finish. Ledakan itu di sebelah kiri. Jadi saya langsung teringat sama dia. Langsung saya ambil cellphone langsung telpon dia. Dia kebetulan sudah selesai. Mungkin terlalu crowded, jadi tidak sempat  sampai tempatnya di garis finish. Jadi mungkin masih agak jauh dari garis finish tepatnya di dekat ledakan yang kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement