REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Cina mengungkapkan 40 persen dari pasien flu burung tidak memiliki kontak dengan unggas. Jumlah kasus flu burung di Cina telah mencapai 87 kasus.
Organisasi kesehatan dunia, WHO, mengatakan ada bukti terbatas penularan virus flu burung dari manusia ke manusia. Tiga klaster infeksi telah diidentifikasi. Setiap kasus melibatkan anggota keluarga yang tinggal dekat. Namun tidak jelas apakah saudara telah menularkan virus satu sama lain atau apakah mereka terkena sumber awal penyakit yang sama.
Pihak berwenang tengah memantau lebih dari 1.000 orang yang memiliki kontak dekat dengan pasien flu burung. "Sekarang ini yang menyerang masih virus hewan yang jarang menginfeksi manusia, " ujar Kepala WHO Beijing, Michael O'Leary dilansir CNN.
Lima infeksi baru ditemukan di Shanghai dan dekat provinsi Jiangsu, Zhejiang, dan Henan. Kamis (18/4) kemarin, pemerintah melarang penjualan burung liar untuk mencegah penyebaran virus.
Hal itu merupakan kelanjutan larangan penjualan unggas hidup di provinsi yang terinfeksi. Banyak burung yang telah dimusnahkan. WHO melaporkan telah menguji 80 ribu burung di Cina. Namun, kurang dari 40 yang positif flu burung.