Sabtu 20 Apr 2013 09:37 WIB

FBI Awasi Terduga Pelaku Bom Boston Sejak 2011

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
 Foto yang diambil dari kamera pengintai dan dirilis oleh FBI pada Kamis (18/4), menunjukkan dua orang tersangka yang diduga terkait dalam kasus pemboman di Boston, Senin (15/4) lalu.    (AP/FBI)
Foto yang diambil dari kamera pengintai dan dirilis oleh FBI pada Kamis (18/4), menunjukkan dua orang tersangka yang diduga terkait dalam kasus pemboman di Boston, Senin (15/4) lalu. (AP/FBI)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Orang tua terduga pelaku bom Boston mengaku anaknya telah diawasi Biro Investigasi Federal (FBI) sejak 2011. Mereka mengatakan FBI tahu setiap kegiatan anaknya.

"Saya mendengar sendiri mereka (FBI) mengatakan: kami tahu yang kamu baca, apa yang kamu minum, kamu makan, ke mana kamu pergi," ujar Anzor Tsarnaev kepada kantor berita Rusia yang dilansir CNN, Sabtu (20/4).

Foto dua terduga pelaku bom Boston, Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar Tsarnaev disebar FBI Kamis (18/4) lalu. Tamerlan tewas ditembak polisi dalam adu tembak pada Jumat (19/4) dini hari. Sementara, Dzhokhar tertangkap hidup setelah dikejar polisi beberapa jam.

Anzor mengatakan FBI mewawancarai anaknya untuk mencegah pengeboman di jalan Boston. "Mereka menambahkan pengawasan rutin untuk mencegah bom di jalan Boston sehingga anak saya bisa pergi ke sekolah dengan aman," ujarnya. Ibu dari terduga pelaku, Zubeidat Tsarnaeva, mengatakan FBI telah mengawasi Tamerlan tiga sampai lima tahun.

Otoritas AS dengan informasi intelijen terbaru mengatakan dua terduga pelaku bom Boston tidak memiliki kaitan langsung dengan kelompok Alqaidah atau afiliasinya. Mereka juga tidak terkait dengan teroris baru yang mengancam AS.

Keluarga Tsarnaev berasal dari Republik Chechnya yang melarikan diri dari perang di tanah air mereka pada 1990-an. Mereka pindah ke Rusia sebelum akhirnya tiba ke Amerika Serikat. Yang termuda, Dzhokar datang lebih dulu dengan orang tuanya. Anak yang lebih tua, Tamerlan awalnya ditinggal dengan dua saudara perempuannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement