REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL---Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Ekmeleddin Ihsanoglu mengatakan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus ada kursi yang dialokasikan untuk OKI.
Dalam wawancara dengan harian Today's Zaman sebelum dia bersiap meninggalkan OKI sebagai Sekjen pada akhir tahun ini, Ihsanoglu mengatakan dia mengevaluasi status organisasi itu saat ini yang beranggota 57 negara dan organnisasi internasional terbesar setelah PBB.
Dia berpendapat bahwa untuk pertama kali, dunia Muslim bersatu di bawah bendera OKI dan mengambil sikap mengenai masalah-masalah internasional, mengubah OKI menjadi instrumen penting bagi negara-negara Muslim.
Dia melukiskan kemampuan untuk bertindak kolektif ini sebagai keberhasilan besar OKI sejak ia menjadi Sekjen pada 2005, yang pada waktu itu disebut Organisasi Konferensi Islam. "Yang paling penting ialah dunia Muslim untuk pertama kali bersama-sama dan bereaksi atas isu-isu internasional. Ini mengubah OKI jadi aktor global," kata Ihsanoglu.
Menurut dia, kunjungan-kunjungan sejumlah tokoh seperti Sekjen PBB Ban Ki-moon, Pangeran Charles, dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan kehadiran Wakil Tinggi Uni Eropa Catherine Ashton dalam beberapa pertemuan OKI merupakan indikator betapa pentingnya OKI.
Dalam menetapkan tujuan dan prioritas bagi organisasi yang dipimpinnya, Ihsanoglu mengatakan dia bertujuan mendapatkan status bagi OKI di PBB. "Uni Eropa mempunyai status di PBB yang memberinya otoritas untuk berbicara atas nama anggota-anggota UE. Kami berjuang untuk mendapatkan status serupa untuk OKI," katanya.