Sabtu 20 Apr 2013 11:04 WIB

Ledakan Texas Diduga Kecelakaan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dewi Mardiani
Situasi evakuasi ledakan Texas
Foto: CNN
Situasi evakuasi ledakan Texas

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Penyidik masih melakukan pemeriksaan dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk menentukan penyebab ledakan di pabrik pupuk yang menewaskan 14 orang di Kota West, Texas. Penyidik menduga ledakan pada Rabu (17/4) lalu di pabrik pupuk West Fertilizer Co tersebut adalah murni karena kecelakaan.

Senator Texas, John Cornyn, telah mengonfirmasi bahwa korban tewas berjumlah 14 orang dan korban luka-luka sebanyak 200 orang. Korban tewas tersebut termasuk lima orang petugas pemadam kebakaran dan empat petugas medis, sedangkan sekitar 60 orang masih dalam pencarian.

Namun jumlah tersebut kemungkinan bisa berkurang karena diperkirakan sejumlah penduduk sedang berada di luar kota. "Ini hanya estimasi saja, kami masih terus mengumpulkan data dan memastikan keberadaan mereka," ujar Cornyn, dilansir dalam laman Reuters, Sabtu (20/4).

Ledakan yang memiliki kekuatan serupa dengan gempa 2,1 SR tersebut telah menghancurkan sekitar 175 rumah, 50 unit apartemen, panti jompo, dan sekolah. Pihak berwenang masih terus menyisir lokasi kejadian untuk mencari korban yang mungkin masih terjebak di antara puing reruntuhan bangunan.

Pabrik pupuk West Fertilizer Co menjual pupuk dan amonia anhidrat serta produk kimia lainnya untuk petani setempat. Pabrik tersebut menyimpan 270 ton cairan amonium nitrat untuk produksi pupuk tersebut. Asisten profesor dan Direktur Ilmu Forensil dari Universitas Indiana, John Goodpaster, mengatakan amonia anhidrat dalam bentuk cair  bisa menguap dan menghasilkan ledakan jika tercampur dengan udara atau wadah penyimpannya terlalu panas.

Goodpaster mengatakan, amonium nitrat menjadi penyebab salah satu kecelakaan industri terburuk di Amerika. Pada 1947 lalu, amonium nitrat meledak di atas kapal laut di pelabuhan Kota Texas dan menewaskan hampir 600 orang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement