Senin 22 Apr 2013 14:39 WIB

MUI: SBY Harus Bicarakan Pembantaian Muslim dengan Presiden Myanmar

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
Muslim Rohingya
Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan mengunjungi Myanmar pekan ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mendesak SBY memanfaatkan kunjungan tersebut untuk menolong Muslim Rohingya.

Ketua MUI Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama Slamet Efendi Yusuf menjelaskan, kunjungan tersebut adalah momentum yang tepat untuk menolong kaum Muslim di Myanmar.

Menurutnya, muslim Rohingya telah mengalami diskriminasi yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan massif yang berkepanjangan. Faktanya, terjadi pembantaian  yang dilakukan oleh pihak militer dan kalangan masyarakat tertentu di Myanmar sehingga muslim Rohingya kian terdesak

Menurut Slamet,  masalah ini bukan hanya mengerucut pada masalah agama lagi, namun lebih pada masalah HAM dan kemanusiaan.  "SBY bisa bicara langsung pada pemimpin Myanmar," ujarnya pada Republika, Senin (22/4).

Dia menjelaskan, SBY dapat berbicara kepada pemimpin di Myanmar agar bisa memberikan perlindungan pada kaum muslim di Rohingya. Kekerasan yang terjadi di Rohingya hanya bisa diselesaikan oleh peran government to government atau people to people.

"Ini merupakan tragedi kemanusiaan, dan SBY atas nama ASEAN harus bergerak," ujarnya. Sebagai negara yang dituakan oleh negara ASEAN lain, ujarnya, pemimpin Indonesia harus  bisa mendesak pemimpin Myanmar sehingga bisa didengarkan dan menjadi pertimbangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement