REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Perang sipil yang memasuki tahun ketiga di Suriah kembali menimbulkan korban jiwa. Kali ini oposisi dan kelompok HAM mengklaim pasukan Suriah membantai setidaknya 85 orang di pinggir kota Damaskus.
Kantor berita pemerintah Suriah, SANA menyebutkan perang lima hari di Jdeidet Al Fadel adalah kekalahan besar bagi 'teroris.' Pasukan Suriah berhasil membunuh dan menghancurkan artileri dan senjata mereka.
Namun pihak oposisi belum mengonfirmasi kejadian yang mereka sebut sebagai pembantaian, termasuk kepada perempuan dan anak-anak. Hal ini karena Pemerintah Suriah sendiri membatasi media di sana sejak perang terjadi.
Sementara berdasarkan kelompok HAM Suriah (The Syrian Observatory for Human Rights/ SOHR), yang berbasis di Inggris, peristiwa di Jdaidet Al Fadl menewaskan kira-kira 80 orang, termasuk tiga anak dan delapan perempuan.
SOHR yang juga telah merilis video kejadian tersebut menyebutkan korban bisa saja bertambah menjadi 250 orang. Hal tersebut juga disampaikan anggota Dewan Pimpinan Revolusi, Jamal Al-Golani.
Bahkan, menurutnya, jumlah korban bisa saja melebihi angka 250 korban jiwa, yang kebanyakan karena tembakan dari dekat. Namun karena patroli pasukan keamanan menjaga dengan ketat daerah tersebut, pasukan oposisi sulit mengambil gambar itu.
"Hampir tidak ada yang terluka karena semuanya ditembak di tempat," ucapnyaa seraya menggambarkan kalau korban kemungkinan semua tewas di lokasi.
Pembantaian ini, lanjut Golani terjadi selama beberapa hari ketika pasukan Assad menyerbu daerah yang dikuasai 270 pemberontak. Timnya menghitung jumlah korban yang tewas dijalan sebanyak 98 mayat sedangkan 86 korban lainnya di eksekusi di klinik darurat.
Seorang aktivis, Abu Ahmad Al Rabi, mengatakan berdasarkan dokumentasi yang ia miliki terdapat 85 orang dieksekusi. Termasuk 28 orang yang ditembak ketika berada di rumah sakit.
Wilayah satelit ibu kota memang selama ini lokasi tempat tinggal para pekerja muslim Sunni. Lokasinya pun sangat berdekatan dengan kelompok loyalis Assad, yaitu sekte Alawite, kelompok Syiah yang menguasai Suriah sejak dekade 60an.
Kelompok Hak Asasi Manusia Jaringan Suriah meminta agar pemerintah mengizinkan Komite Palang Merah Internasional untuk masuk dan mengevakuasi rakyat sipil. Karena dilaporkan terjadi pembunuhan di luar hukum yang berlaku termasuk penembakan dan pelecehan seksual.
Televisi Pemerintah Suriah memperlihatkan sebuah truk yang berpatroli di kota dan beberapa tubuh manusia yang digambarkan sebagai teroris. Sementara itu beberapa toko di lokasi itu dilaporkan dijarah dan
dibakar.
Pasukan Assad selama ini dituduh telah melakukan pembantaian ratusan warga Sunni di Hama dan Homs serta pinggiran Damaskus. Sementara itu kelompok HAM juga menyebut pasukan pemberontak sebenarnya juga melakukan hal yang sama meski skalanya lebih kecil.