REPUBLIKA.CO.ID, KANO -- Bentrokan sengit antara tentara Nigeria dengan pasukan pemberontak menewaskan 187 orang, termasuk warga sipil.
Palang Merah mengatakan ledakan hebat menghancurkan hampir setengah kota. Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dalam pernyataannya telah memerintahkan penyelidikan bentrokan skala penuh.
"Setelah menerima penjelasan singkat dari militer mengenai insiden, Presiden memerintahkan penyelidikan skala penuh dalam bentrokan antara tentara dan gerilyawan di Baga," tulis pernyataan tersebut, Senin (22/4).
Bentrokan terjadi Jumat pekan lalu di Baga yang menyebabkan 77 orang terluka. Bentrokan ini menjadi salah satu kejadian paling mematikan yang melibatkan kelompok radikal Boko Haram sejak 2009.
Penduduk dan pejabat mengatakan para korban terdiri dari tentara, gerilyawan serta puluhan warga sipil.
"Sejauh ini 187 jenazah telah dikubur, sedangkan 77 lainnya dalam perawatan di rumah sakit," kata Juru Bicara Palang Merah Nwakpa O Nwakpa kepada AFP.
Lebih dari 300 rumah hangus terbakar. Seorang petugas penyelamat yang tidak mau disebutkan identitasnya menghatakan 40 persen bagian kota terbakar.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon sangat terkejut dengan jumlah korban tewas yang tinggi dan rumah yang dibakar. Melalui juru bicaranya Martin Nesirky, ia meminta semua kelompok ekstremis melakukan gencatan senjata.
Boko Haram menginginkan agar pemerintah segera membentuk negara Islam di utara yang mayoritas didiami umat Muslim. Sebelum kekerasan di Baga, bentroka terburuk terjadi Januari tahun lalu dimana 185 orang tewas di Kano.