REPUBLIKA.CO.ID, BRUNEI -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia menyerukan kepada dunia internasional agar duduk bersama untuk mencari solusi damai guna menghentikan kekerasan di Suriah yang menelan ribuan korban jiwa.
Hal ini dikatakan Presiden Yudhoyono pada sesi akhir pengarahannya di depan Perkumpulan Masyarakat Indonesia di Myanmar, di Nay Pyi Taw, Myanmar, Rabu pagi, sebelum bertolak ke Brunei Darussalam.
"Menurut saya keadaan di Suriah sudah tidak bisa dibiarkan begitu saja, korban berjatuhan setiap hari dan belum ada tanda-tanda tragedi kemanusiaan di Suriah akan berakhir. Kalau dunia tidak berbuat untuk mencegah kerusakan lebih besar di Suriah, sejarah akan menyalahkan dunia dan kita semua," kata Presiden dihadapan seratus lebih hadirin.
Untuk itu, Presiden menyeru Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terutama lima negara pemegang hak veto, Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Prancis ditambah Turki dan Iran serta Presiden Bashar Al Assad dan pihak Oposisi Suriah untuk duduk bersama mencari solusi damai.
"Yang penting hentikan dulu kekerasaan dan tragedi kemanusiaan kemudian berikan bantuan kemanusiaan, yang ketiga lakukanlah transisi politik," katanya.
Ia menambahkan, transisi politik tersebut harus dilakukan yang tentunya sesuai dengan keinginan masyarakat Suriah sendiri.