REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi keesehatan dunia PBB, World Health Organization (WHO) secara resmi mengumumkan virus flu burung jenis baru H7N9 tipe paling mematikan. Virus ini telah menyerang lebih dari 108 orang di Cina dan 22 di antaranya tewas.
Sejak pertama kali terdeteksi pada Maret lalu, WHO yang bermarkas di Jenewa ini melakukan penelitian intensif bersama pemerintah Cina selama lima hari.
"Situasinya kini menjadi kompleks. Awalnya, kami melihat virus baru ini adalah virus biasa.Namun ke depannya kami melihat virus ini menyebabkan infeksi yang paling serius dibandingkan virus terdahulu (H5N1)," kata Asisten Direktur Keamanan Kesehatan WHO, Keiji Fukada dilansir dari the Guardian, Kamis (25/4).
Tim ahli menemukan satu hal paling membingungkan tentang virus terbaru ini. Yaitu ciri penyakitnya tidak hanya terlihat pada unggas jenis ayam saja. Sehingga, tim sulit melacak dan mengendalikannya.
Profesor Ho Pak Leung, dari Departemen Mikrobiologi Universitas Hong Kong mencatat, dalam dua bulan sejak pertama kali terdeteksi, H7N9 sudah menginfeksi lebih dari dua kali lipat dari yang dilaporkan media Cina. selain kasus di Shanghai, juga terdeteksi di Beijing dan lima provinsi lainnya.
Sampel dari ayam, bebek, dan burung merpati dari pasar unggas telah diuji dan hasilnya positif mengandung virus H7N9. WHO Cina mengeluarkan data pekan lalu bahwa setengah dari pasien yang terinfeksi H7N9 justru tidak memiliki kontak dengan unggas.